FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]() MENTALITAS PREMAN Semuanya ini dipersembahkan untuk semua kaum kulit hitam di jalanan; kaum kulit hitam di setiap lingkungan yang tenah bergelut dengan *** yang harus mereka lakukan untuk menghasilkan uang; dan semua preman, penipu, gangster, penjudi, para mucikari.Marilah kita bersaksi, marilah kita beraksi. Orang-orang jalanan [orang-orang]: Semua kaum keluarga adalah mereka kaum kulit hitam dengan kemarahan. [Kita siap untuk berperang] Mentalitas jalanan adalah melakukan apa yang harus kamu lakukan [lakukan apa yang ingin kamu lakukan]. Aku persembahkan ini untuk semua kaum kulit hitam di setiap lingkungan [Dimanan mereka? Dimanan mereka? Dimanan mereka?] Tetaplah bersikap demikian di jalanan. Kaum kulit hitam mejalankan apa yang mereka khotbahkan, tetaplah demikian sampai mereka semua M-A-T-I. Kaum kulit hitam tetap kuat. Kita teruslah bergelut melalui ketegangan dan segala macam *** yang terus berlangsung. Bicara tentang kekerasan, aku melihat, kamu terpaksa menyimpan pistol, sebab jika kaum kulit hitam pikir kamu adalah orang kaya, kamu pasti kena, mereka akan mengincarmu. Membual ***. Kamu tidak membunuh karena terpaksa, dan itu mendorong kami hingga tidak dapat berbalik, terutama saat kamu tidak tertarik lagi pada khotbah-khotbah. Kamu bisa tidak peduli *** P ada saat kamu melaju, ia tetap di tempat. Bukanlah itu ***? Tapi itulah hidup *** ini sama sekali tidak manis, dan ia akan tetap mengambil milikmu meski bukan haknya. Dan aku tak bisa menghentikan mereka atau mengalahkan mereka, tapi yo, aku bahkan tidak mampu mencobanya. Sebab Alkitab berkata, "Hey, bertobatlah atau kalian akan mati." Oleh sebab itu [sebab, sebab, sebab], pilihnya [hanya satu]: bisa bertobat dan diselamatkan, atau taruh sejumlah makanan di atas menjamu untuk hari ini" (Terjemahan lirik Krayzie Bone dalam lagunya, "Street People" atau Orang-orang Jalanan) Jika lirik ini mengejutkan Anda, itu tidak apa-apa. Dalam CDnya, kata-kata di atas tidak dinyanyikan dngan tanda ***. Para remaja Anda pun mendengarkan lirik-lirik seperti ini. Baik mereka berkulit putih maupu kulit hitam. Dan banyak musisi yang membesarkan mentalitas semacam ini. Mereka termasuk artis "besar" sepanjang masa di antaranya yaitu Tupac Shakur, Nelly, Sean Combs, MC Hammer, Public Enemy, Notorious BIG, LL Cool J, Eminem, Dr. Dre, Grandmaster Flash, Salt-N-Pepa, Jay-Z, Beastie Boys, Afrika Bambaattaa, Lil'Kim, dan Queen Lafitah, juga beberapa nama lainnya. Pada "bintang" masa kini memakai tema-tema umum tentang kekerasan, narkoba, kebencian kaum wanita, serta uang, perhiasan mahal, dan mobil-mobil mewah yangs emuanya itu terpampang di depan mata. Di Detroit, di manan anak muda seringkali turut terlibat dalam berbagai tindak kekerasan penembakan, seorang ahli kriminologi dari Michigan State University bernama Carl Taylor berkata bahwa penembakan yang sering terjadi dimana-mana, menjadi indikasi "mentalitas preman" yang mencabik-cabik masyarakat dan mencekam penduduk pinggiran kota dari dari berbagai ras. "Hal itu tentunya tidak mewakili keseluruhan kota, tetapi itu mewakili para preman yang menguasai dunia bawah tanah," kata Taylor, yang juga adalah penduduk asli Detroit. "Bagi kelas preman, penembakan seperti itu biasa saja, itu justru baik. Budaya mereka berkata, 'bagus, kamu sudah membereskan masalah'." Inti masalahnya yiatu, semua 'artis' preman menyombongkan diri bahwa mereka berasal dari jalanan, dan sekarang mereka menjadi kaya meski tidak berpendidikan. Itu menjadi pesan bahwa mereka telah berhasil mengalahkan sistem. Anak muda yang terkesan saat melihat hal itu dapat saja memutuskan bahwa mereka tidak memerlukan moral yang baik, pendidikan yang mencukupi, atau catatan perilaku baik dari kepolisian. Pad atanggal 16 April 2004, bintang futbol muda berbadan besar terkenal (dengan tinggi badan enam kaki empat inci) yang berasal dari Benedictine High School (Cleveland, Ohio) bernama Lorenzo Hunter telah tewas tertembak. Lorenzo, John Huddleston, dan rekan satu tim mereka Raymond Williams yang adalah pemain futbol Amerika tingkat SMU di Ohio yang dipuja-puja orang, diduga telah berusaha merampok seorang pengedar narkoba. Hunter dan Williams berasal dari keluarga yang berantakan. Hal itu memberikan pemakluman tetapi tetap tidak bisa dibiarkan begitu saja. Orang yang berpengaruhkan dalam hidup mereka adalah pelatih mereka. Dan sang pelatih tidak dapat selalu ada bagi mereka pada pukul 2:00 pagi, ketiga muncul suatu gagasan yang gila-gilaan seperti merampok pengedar narkoba. Pelatih tidak akan memaksa para pemainnya untuk pergi tidur guna mencegah mereka agar tidak berkeliaran di jalanan pada jam-jam tertentu. Itu adalah peranan seorang ayah. Dan kedua anak laki-laki tersebut tidak mempunyai ayah yang dapat diandalkan. Harian The Plain Dealer mewawancarai Raymond Williams satu minggu sebelum hal itu terjadi. Dua poin yang menarik muncul dari wawancara itu. Ia mengaku bahwa teologi merupakan favoritnya dan penyanyi rep terkenal 50 Cent sebagai artis musik kegemarannya. Tidak mungkin dua hal yang saling bertolak belakang secara diametris berpengaruh dalam hidup anak muda itu. Orang-orang yang gemar mempelajari teologi tidak biasanya menyenangi artis-artis preman yang dengan pongahnya menyelinapkan cerita-cerita tentang pembunuhan dalam lagu-lagu mereka. Mentalitas preman telah berhasil menjadi sutau tren dalam budaya Amerika Serikat. Timothy Brown dari harian The Global Black News harus menyadari berbagai kondisi ynag keras, dimana masyarakat kelas pekerja berkulit hitam terpaksa hidup di bawah garis kemiskinan. Di lingkungan-lingkungan masyarakat kulit hitam (atau, secara umum, kulit hitam harus tangkas agar dapat bertahan hidup. Dalam iklim demikian, kelompok kulit hitam seperti ini secara keras memanfaatkan berbagai ketrampilan mereka. Orang kulit hitam menjadi pembersih permadani, tukang ledeng, tukang reparasi telepon, tukang listrik, memasang jaringan televisi kabel, atau juru masak, amupun pencuci piring (jenis pekerjaan yang tidak mungkin Anda temukan nomornya di halaman kuning dalan buku telepon). Kaum wanita kelas pekerja kulit hitam masih melakukan setiap bergiliran beberapa pekerjaan sementara, agar dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri juga anak-anak mereka. Sayangnya, dalam suatu masyarakat mereka sendiri juga anak-anak mereka. Sayangnya, dalam suatu masyarakat yang telah meninggalkan komitmen sosial terhadap kesejahteraan sosial kaum muda mereka, para pemuda kulit hitam telah memilih untuk bertindak "siapa cepat dia yang dapat" dalam mencari uang tanpa mempedulikan resiko. Walapun beberapa pemuda berhasil memanfaatkan ketrampilan "yang terhomat" untuk bertahan hidup, sebagian orang hanya bersnadar pada sumber daya biologi mereka agar mendapat bayaran: suara dan tubuh mereka." Para artis yang mengagung-agungkan mentalitas preman hendaknya menyadari dampak kata-kata yang mereka lantunkan dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan, yang mempengaruhi para remaja. Pesan yang mereka sampaikan pada para remaja dan anak-anak di seluruh Amerika--baik kulit putih maupun hitam--justru tidak membantu hidup anak-anak ini dikemudian hari. Sebagian besar artis musik rap menolak untuk bertanggung jawab sebagai pihak yang berpotensi menjadi contoh atau teladan, dan membelokkan kritik tersebut seolah-olah itu adalah tindakan rasialisme di bidang seni oleh kelompok media kaya terhadap kreativitas masyarakat kulit hitam. Selain itu, media-media utama sebenarnya justru menambah parah masalah dengan memperlakukan pemusik hip-hop sebagai artis-artis yang hebat. Mentalitas preman ini juga berpengaruh pada anak-anak dan remaja perempuan, dimanan sebagian wanita mengaku bahwa mereka menyenangi pemuda atau pria yang menunjukkan karakteristik preman. Mereka menjlaskan bahwa karakter preman mampu melindungi mereka dengan lebih baik dan, dalam beberapa hal lebih dapat diandalkan. Padahal premanisme itu sama sekali tidak "lembut". Namun gambaran seperti itu semakin memudar. Gambaran itu digantikan dengan maskulinitas yang tidak ada hubungannya dengan bersikap manis atau menjadi pemenuh kebutuhan kaum wanita. Premanisme bersifat bengis dan mengambil apa saja yang mereka inginkan melalui kekerasan atau intimidasi. Gambaran itu diperkuat dan biasanya diadopsi oleh merek yang menyia-nyiakan baik peluang maupun kehidupan mereka. Bill Cobsy menimbulkan berita utama dalam penampilannya di bulan Mei 2004 dalam koferensi tahunan lembaga edukatif bernama Rainbow / PUSH Coalition and Citizenship Education Fund ketika dengan geram ia menyindir masyarakat miskin kulit hitam atas pemakaian tatbahasa yang kacau dan menuduh mereka telah menyia-nyiakan peluang yang diberikan oleh Gerakan Persamaan Hak Sipil. Dia menyindir kaum kulit hitam dengan mengatakan bahwa mereka sedang menyembunyikan pakaian kotor mereka. "Izinkan saya mengatakan sesuatu kepada Anda, pakaian kotor Anda pulang dari sekolah pada pukul dua tiga puluh setiap hari. Pakaian kotor itu kini sedang memaki dan saling memanggil di antara mereka dengan sebutan negro satu sama lain selagi mereka berkeliaran di jalanan," kata Cosby. Beberapa penyanyi rap Amerika telah "menjaga citranya agar tetap nyata" cukup lama. Kita semua memahami permasalahn kawasan perkotaan Amerika. Para artis, produsen, dan eksekutif perusahaan rekaman yang menghasilkan uang banyak dengan "mencaci maki" hendaknya memusatkan perhatian pada alternatif-alternatif lain dan pemecahan bagi generasi yang menderita dan terabaikan ini. Selain itu, mungkin saluran, VH1,BET, dan MTV bersedia untuk menampilkan acara yang auh lebih mengutamanakan kesadaran moral daripada yangs ekarang ini mereka siarkan. Para pemuda Afrika-Amerika harus ditantang untuk memahami dan berbicara dalam bahasa Inggris sesuai standar, memperoleh nilai-nilai yang baik, dan bersikap ramah itu tidak berarti harus berperilaku seperti orang kulit putih. Menolak kehidupan jalanan bukan berarti menolak ras mereka. Sangatlah tidak menantang jika harus menjadi ibu di usia remaja, pengedar narkoba, anggota geng, berhenti bersekolah, atau menjadi wanita penghibur. Richard O.Jones seorang penulis kulit hitam, penyair, kolumnis, dan penasihat di Moreno Valley, California, dengan ringkas tapi jelas berkata: "Kita harus menarik kaum muda kita pada kenyataan. Tangguh itu adalah suatu hal yang baik . Ketangguhanlah yang dapat membuat Anda bertahan hidup mengatasi rasisme dan kemiskinan. Berprestasi baik di sekolah meski ibu Anda adalah seorang pecandu alkohol dan ayah Anda berada di penjara atau tidak diketahui identitas dan keberadaanya itulah tangguh. Menyelesaikan Perguruan Tinggi meski Anda tidak memperoleh bantuan keuangan dan harus bekerja di dua tempat itulah yang disebt tangguh. Menjadi orang jujur di tempat yang merupakan sarang para pencuri itulah yang disebut semua orang di sekitar Anda melakukannya itulah yang disebut tangguh. Kaum muda kita memerlukan suara yang lain. Remaja perlu berpikir sendiri secara mendalam serta mengamati denan sangat cermat para idola budaya populer mereka. Sedangkan orang dewasa sebagaimana kita, yang bekerja dengan para remaja perlu menunjukkan pada mereka alternatif-alternatif mengenai mentalitas preman sebelum mereka menuai berbagai resiko dari gaya hidup preman seumur hidup mereka. |
![]() |
|
|