
7th January 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Nov 2010
Posts: 227
Rep Power: 0
|
|
...Parpol Besar Manfaatkan PT demi Kepentingan Politik...
JAKARTA--MICOM:
Quote:
Penaikan ambang batas parlemen (parliamentary threshold) seperti diusung Partai Golkar, Partai Demokrat dan PDIP hanya akal-akalan untuk mengamankan kepentingan partai besar. Partai besar dianggap menyimpang dari tujuan awal pengenaan sistem proporsional terbuka.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Cetro Haidar Gumay dalam diskusi di Jakarta, Kamis (6/1). "Proteksi dengan menaikkan angka PT itu adalah untuk mempertahankan status quo. Kenapa mau diterapkan? Itu untuk mengurangi saingan. Kursi itu bisa didapatkan sebanyak mungkin. Kita pasang pagar tinggi-tinggi supaya persaingan itu semakin sedikit," katamua.
Ia menyatakan tidak ada jaminan jika jumlah partai sedikit pemerintah selanjutnya bisa dipermudah dalam pengambilan keputusan. Faktor keberadaan partai politik hanya salah satu faktor saja. Kalau memang pemerintah tak mampu bersikap tegas, pemerintah akan selalu digoyang.
"Kalau punya pemimpin yang decisive. Menegakkan sesuai aturan, kalau kemudian koalisi tidak mendukung, kan ada rakyat yang mendukung," cetusnya.
Ia menyatakan beberapa negara yang tetap mempertahankan angka PT-nya selama beberapa periode pemilu, mayoritas partai pada akhirnya terbentuk. Masyarakat yang semakin rasional akan menentukan keberlangsungan partai sendiri. Maka itu, argumentasi yang dibangun partai pengusung akhirnya patah.
"Partai besar itu rakus dan mau menang sendiri. Kalau memang berwawasan pentingnya sistem yang terbuka, ya tetap rela berkompetisi seharusnya dgn siapa saja. Kalau mereka berkinerja baik, mereka akan dipilih rakyat kok," keluhnya.
Ia menyatakan bahwa partai seharusnya fokus untuk memecahkan masalah penegakan hukum di pemilu. Peristiwa yang kerap kali berulang selalu tidak mampu dibereskan. "Ada wilayah yang bermasalah yang harus ditata. Keliru kalau menaikkan PT kemudian berharap efektif pemerintahannya. Itu harus ditegakkan dengan disiplin, bukan PT," tukasnya.
Namun, Partai Golkar tetap bersikeras untuk tetap menaikkan angka PT hingga ke angka lima persen. Wakil Sekjen Partai Golkar Nurul Arifin mengakui jika angka itu untuk menaikkan perolehan kursi. Golkar juga mendukung penyempitan wilayah dapil dimana angkanya 3-7 kursi dari semula 3 sampai 10 kursi. Menurut dia, hal itu untuk mengatasi problema biaya kampanye tinggi.
"Hitungan kasar Golkar itu maksimal akan ada seratus dapil. Jumlah kursinya tetap 560 kursi. Tapi, hasil simulasinya baru akan dilaporkan 17 Januari," kata Nurul.
|
|