
31st March 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
Umar Patek Sempat Mampir ke Jakarta
Monumen Ground Zero di Kuta, Bali. TEMPO/Dimas Aryo
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tertangkapnya Umar Patek oleh tim intelijen Pakistan diduga tak akan meruntuhkan jaringan yang ia bangun. Menurut pengamat masalah terorisme Noor Huda, orang yang disebut-sebut sebagai arsitek pengeboman di Bali pada 2002 itu memiliki jaringan kaki tangan yang sangat loyal.
"Mereka yakin apa yang dilakukan Umar Patek itu benar karena membantu umat Islam yang ditindas orang-orang kafir," kata Noor, yang juga Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Keadilan, Rabu 30 Maret 2011 kemarin. Jaringan Umar Patek, ia menambahkan, masih aktif, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di Malaysia dan Singapura.
Noor menggambarkan, jaringan ini bertugas merekrut dan menyiapkan bantuan logistik bagi Umar Patek. "Mereka aktif membantu secara logistik, seperti mengirim uang dan rekrutan baru," katanya.
Umar Patek, orang yang kepalanya dihargai US$ 1 juta oleh dinas intelijen Amerika, dikabarkan tertangkap di Pakistan pada Selasa lalu. Kantor beritaAPmenyebutkan, Umar sebetulnya sudah dicokok pada 2 Maret. Di Indonesia, informasi awal penangkapan tersebut disampaikan oleh Direktur Lembaga Studi Intelijen dan Keamanan Nasional Dynno Chressbon.
Selain diburu oleh dinas intelijen Amerika, Umar menjadi target utama pengejaran polisi Indonesia. Umar termasuk satu di antara 12 buron teroris yang namanya dilansir polisi pada akhir April tahun lalu. Abu Tholut alias Mustofa dan Abdullah Sunata alias Arman serta Taufik Balaga alias Upik Lawanga adalah tiga nama lain yang masuk daftar tersebut. Kini Abdullah Sunata, yang diduga berperan besar dalam meloloskan Umar Patek dari Indonesia pada 2003, dan Abu Tholut sudah dicokok polisi. Sedangkan Upik Lawanga masih berkeliaran.
Saat dimintai konfirmasi, Sunata mengaku terakhir bertemu dengan Umar Patek sekitar 2004-2005. Saat itu, kata Sunata, Umar ada di Jakarta. Itulah kontak terakhir mereka, karena setelahnya Sunata mengaku tak pernah lagi berkomunikasi. Itu sebabnya, Sunata terkejut ketika ada kabar bahwa Umar telah tertangkap di Pakistan.
"Ini bener apa enggak, saya juga bertanya-tanya," kata terdakwa kasus terorisme ini sebelum menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur kemarin. Saat ditanya ihwal kedekatan hubungannya dengan Umar, Sunata mengelak menjawab.
Setelah keluar dari Indonesia pada 2003, kata sumber Tempo yang dekat dengan intelijen, Umar pernah mengunjungi Indonesia pada Desember lalu. Bahkan ia pernah berada di Jakarta sebelum berangkat ke Pakistan. "Jadi, dia ke Pakistan bukan dari Filipina, tapi dari Indonesia," katanya.
Ali Fauzi, 40 tahun, mantan aktivis perang Afganistan dan Moro, Filipina, yang menyebut Umar Patek sebagai sahabat sekaligus gurunya, mengaku tak yakin soal kabar penangkapan Umar. "Perlu pembuktian, minimal dengan melihat gambarnya," kata dia kepada Tempo kemarin.
CORNILA DESYANA | FEBRIYAN |DIANING SARI | SUJATMIKO | DWI WIYANA
|
|