Serangan udara gempur Yaman. ©REUTERS/Khaled Abdullah
- Intro
- 1
- 2
- 3
- - Jatuhnya ibu kota Yaman, Sanaa ke tangan Kelompok pemberontak Houthi membuat dunia tersentak. Tak hanya itu, kelompok yang sebelumnya menuntut otonomi secara menyeluruh kepada pemerintah itu berhasil merebut basis pertahanan udara Yaman.
Keberhasilan itu membuat Houthi merasa di atas angin, bahkan mereka mengklaim telah meningkatkan kekuatan militernya demi menguasai seluruh negeri. Kondisi itu membuat Presiden Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi diungsikan dari Istana Kenegaraan yang diduduki kelompok pemberontak.
Di tengah berkecamuknya perang saudara dan kemenangan gemilang yang diperoleh Houthi, secara tiba-tiba Arab Saudi menggelar invasi besar-besaran. Tak tanggung-tanggung, Negeri Petro Dollar itu mengerahkan 100 jet tempur dan 150 ribu infantri ke perbatasan kedua negara. Tak hanya itu, militer pimpinan Raja Salman itu membombardir kota Sanaa dan menewaskan 39 penduduknya.
Dalam keterangan resminya, Saudi menyatakan punya kepentingan untuk melindungi pemerintahan sah Yaman. Raja Salam tetap bergeming meski mendapat kecaman dari dunia atas serangannya tersebut, malah menggalang operasi gabungan bersama 10 negara Timur Tengah lainnya. Meski begitu, serangan ini dikabarkan mendapat restu dari Presiden AS Barack Obama.
Kira-kira berapa besar kekuatan yang dikerahkan Arab Saudi dan koalisinya untuk menggempur posisi Houthi ini, berikut perkiraannya seperti yang dikutip dari situs globalfirepower.com:
Mulai dari :Kekuatan udara