Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Kristen

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Pendeta Pendeta is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 976
Rep Power: 16
Pendeta mempunyai hidup yang Normal
Default Disturbing Behavior - 32/53 - Seks Pranikah

SEKS PRANIKAH



Pada usia tujuh belas tahun, John adalah seorang murid Sekolah Menengah Umum yang tampan dan berkepribadian menarik dengan senyum yang menawan. Menjadi populer karena keatletisan tubuhnya, membuatnya sadar bahwa ketenaran seperti itu mendatangkan harapan-harapan tertentu. "Tentu saja, selalu muncul dorongan untuk berhubungan seks dengan teman sekelompok atau anak-anak lainnya. Aku adalah pemain futbol...dan para wanita benar-benar mengejar-ngejar engkau. Tetapi Alkitab menyatakan dengan tegas. Tidak ada hubungan seks hingga menikah." Kini ia berusia delapan belas tahun dan sedang studi jurusan bisnis di Perguruan Tinggi, John berkata bahwa hal paling utama yang menolong dia menjaga standar kesucian Alkitab adalah dengan teguh mengutamakan tujuan hidupnya." Aku tidak pernah membiarkan diriku terjebak dalam narkoba, alkohol, atau seks sebelum menikah karena aku melihat bagaimanan menyerahkan diri pada hal-hal seperti itu telah merenggut banyak impian teman-temanku. Engkau harus selalu berdoa dan mengetahui apa yan kamu inginkan dalam hidupmu. Engkau pasti tidak mau membatasi dirimu sendiri. Mempunyai bayi atau tertular AIDS tidak temasuk dalam rute perjalanan hidupmu. Jika engkau memusatkan perhatian untuk tujuan hidupmu, maka tekanan dari teman tidak akan menyulitkanmu. Aku telah melihat beberapa anak laki-laki dan perempuan yang melakukan hubungan seks,d an mereka pun berubah. Mereka masih ke gereja, tetapi hidup kerohanian mereka menjadi palsu. Jika engkau terus berbuat jahat walaupun sudah mengetahuinya, kehidupan rohanimu menjadi kosong dan engkau semakin menjauhi Tuhan."


Seks pranikah adalah berhubungan seks sebelum terikat dalam pernikahan. Isu ini terutama tertuju pada anak remaja yang memilij untuk kehilangan keperawanan mereka, apakah itu karena tekanan teman-teman, hasrat untuk diinginkan atau dikasihi, paksaan dari pacar, atau agar dapat diterima. "Jagalah dirimu hingga pernikahan." tidak lagi menjadi suatu harapan. Kini slogan itu hanyalah menjadi suatu pilihan. The Allen Guttmacher Institute menyatakan bahwa 93 persen dari anak remaja puteri yang disurvei mengaku bahwa persetubuhan pertama mereka adalah "keinginan mereka sendiri" Namun seperempatnya juga berkata bahwa hal itu "bukan keinginan mereka." Dalam suatu survei untuk gerakan The National Campaign to Prevent Teen Pregancy (Kampanye Nasional Pencegahan Kehamilan Remaja); 55 persen dari anak laki-laki dan 72 persen anak perempuan yang aktif secara seksual berharap mereka bisa menahan untuk tidak melakukan hal tersebut secepat itu.


Alkitab berkata,"Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri" (1 Korintus 6:18). Banyak kaum muda yang telah berulangkali diperingatkan mengenai bahaya-bahaya secara fisik, emosional, dan rohani akibat hubungan seksual pranikah. Meksipun demikian, nafsu seksual, rasa ingin tahu, dan hasrat untuk dicintai adalah dorongan yang sangat kuat. Kadang-kadang hanya setelah anak remaja takluk pada daya tarik seks barulah mereka akhirnya menyadari bahwa perilaku itu tidak sesuai bagi mereka. Berhubungan intim seperti itu adalah perbuatan tidak terhormat dan tidak bermoral jika tidak disertai suatu komitmen yang permanen satu sama lain di dalam suatu ikatan pernikahan.


Namun demikian, ketika pasangan pemuda-pemudi telah "tersesat" apakah mereka itu sudah terlambat untuk berbalik kembali? Sama sekali tidak. Kesalahan yang terburuk yang diperbuat orang adalah berpikir bahwa karena mereka sudah tidak lagi perawan maka tidak jadi soal jika mereka terus berperilaku aktif secara seksual. Keperawanan secara fisik tidak dapat dipulihkan, tetapi yang paling penting adalah kemurnian, ketulusan, keperawanan hati kita, itulah yang dapat diperbaharui. Tuhan berjanji, "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akma menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba" (Yesaya 1:18). Suatu konsep yang ini sedang terkenal adalah keperawanan "sekunder". Bagi mereka yang sudah tidak perawan lagi, inimerupakan suatu komitmen untuk tetap menjaga kemurnian mereka secara seksual hingga pernikahan tiba. 2 Korintus 5:17 tetap menggemakan kebenaran, bahkan dalam kontes seksualitas: "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."


Secara fisik, keperawanan tidak bisa dikembalikan, tetapi secara rohani, segalanya dapat kembali menjadi baru. Kita hrus memberikan harapan, bahkan kepada para remaja yang telah mengalami hubungan secara seksual yang berniat untuk mulai berperilaku benar.


Salah satu contoh umu dari seks pranikah adalah seorang remaja puteri berumur lima belas tahun yang telah kehilangan keperawanannya dengan pacarnya yang berumur enam belas tahun karena "dia pikir pria itu mencintai dirinya." Meskipun hal ini adalah suatu kesalahan yang sering terjadi di antara remaja, Tuhan berkata bahwa masih ada harapan. Akan tetapi ada sangat banyak kaum muda yang tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari jiwa mereka dalam hubungan seks dengan pasangan mereka, setiap orang "dengan siapa mereka jatuh cinta". Setiap hari, secara moral remaja mengembara melewati padang beranjau. Mereka tidak menyadari bahwa secara alkitabiah mereka telah menjadi satu daging dengan siapa mereka melakukan hubungan pun akan semakin berkurang. Mereka tidak menyadari bahwa mereka dapat mengalami kehamilan yang di luar rencana yang semuanya itu bisa merusak hidup mereka. Bahkan baru-baru ini pemeriintah pusat telah melibatkan lebih dari $135 juta per tahun untuk membiayai pendidikan abstinence.Menteri Kesehatan Amerika Serikat berkata, Ketika para remaja menjadi aktif secara seksual, hal itu dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka.


Mungkin para remaja menyadari semuanya ini, menyadari berbagai berbagai bahaya dan hukuman, dan bahkan dapat membagikan informasi seks dari berbagai buku kepada yang lain. Namun mereka memilih untuk hidup secara amoral. Mengapa? Kita tidak bisa menyalahkan tekanan teman pergaulan atas dibandingkan latar belakang keluarga anak keluarga perempuan tersebut, kekayaan, pendidikan, dan ketenaran, teman-teman pergaulannya adalah yang paling berpengaruh ketika dia dihadapkan dengan pilihan waktunya untuk melakukan hubungan seksual. Studi-studi lain mengungkapkan bahwa penyalahgunakan alkohol danmateri lainnya (termasuk merokok) dengan nyata dapat meningkatkan resiko hubungan seksual beresiko tinggi.


Kita sebagai orang Kristen harus menyebarluaskan mengapa seks pranikah itu salah. Para remaja harus mengetahui bahwa seks itu menakjubkan namun hanya dalam ikatan pernikahan sebagaimanan dikehendaki Tuhan. Jika remaja tidak berpijak suatu dasar,maka mereka akan jatuh dalam berbagai percobaan. Kita harus mendorong mereka agar menunggu hingga pernikahan, agar memiliki sesuatu selain sebentuk cincin untuk diberikan pada pasangan mereka. "Project Reality," adalah suatu kelompok gerakan berpantang yang bermarkas di Illinois, yang mengajukan pertanyaan kepada seluruh ribu remaja. "Dapatkah kebutuhan seksual dikendalikan?" Lima puluh satu persen menjawab pasti dapat dan hanya 35 persen berkata tidak dapat.

Bnayak orang dewasa yang berpikir bahwa mereka mampu menghalangi semua informasi tentang seks dari luar yang menuju anak remaja mereka, tetapi para remaja menghadapi berbagai isu seksual di sekolah dimanan orangtua tidak dapat mendampingi mereka. Oleh karena itu mereka perlu datang, remaja itu mampu berkata, "Aku cukup kuat untuk menunnggu," mereka betapa indahnya pernikahan terutama jika aktivitas seksual menunggu hingga malam bulan madu Debra Haffner, mantan Presiden dari SIECUS (Sexuality Information and Education Council of the United States)atau Badan Pendidikan dan Informasi Seksualitas di Amerika Serikat, menyatakan bahwa, "Anda harus berbicara dengan anak-anak Anda mengenai perilaku mereka, harapan Anda, dan nilai-nilai yang Anda yakini. Terlibat dalam kehidupan anak sangatlah perlu. Seringkali orangtua berhenti bertanya ketika anak-anak beranjak remaja. Orangtua tidak boleh berhenti berfungsi sebagai orangtua hanya karena anak-anak mereka masuk SMU."


Para remaja harus didorong agar turut berperan dalam gerakan berpantang, seperti gerakan True Love Waits. Suatu studi utama dalam The American Journal of Sociology mendapai bahwa remaja yang berjanji untuk berpantang mempunyai kecenderungan 34 persen lebih rendah untuk berhubungan seks sebelum menikah daripada yang tidak, dan perbandingan usia mereka jauh lebih tua ketika pada akhirnya mereka melakukan hubungan seksual. Rmaja memerlukan nasihat mengenai cara mengungkapkan kasih sayang tanpa melibatkan hubungan seks. Mereka perlu "menentukan batasan" agar tidak timbul kesalahpahaman ketika tiba saatnya untuk "melintasi batas itu" Remaja biasanya bersedia untuk berdisiplin untuk hal-hal yang mereka inginkan. Mereka akan bangun pagi-pagi untuk mengikuti berbagai latihan dan mengawali bulan-bulan ke depan untuk berlatih secara fisik dan mengembangkan berbagai ketrampilan untuk berkompetisi. Mereka juga dapat berdisiplin dalam kehidupan seksual jika memperoleh informasi yang benar, motivasi diri yang wajar, dan dorongan semnagant dari orang-orang di sekitar mereka yang mengasihi mereka. Menunda seks hingga pernikahan bukan hanya suatu solusi yang sehat, tetapi merupakan solusi secara Kristiani.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 01:06 AM.


no new posts