FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Bro n sis, thread ini dah pernah di buat sebelumnya alis repost tapi ana disini berusaha melengkapi apa yg telah ditulis sebelumnya. Kenapa gw pengen melengkapi krn sebenernya gw penasaran dengan lembaga satu ini, berawal dari ribut mengenai RUU Kerahasiaan negara, cari-cari di mbah gogle ternyata penggagasnya adalah Lembaga Sandi Negara Anak akan ringkas cerita bagaimana berdirinya Lembaga Sandi Negara sampai sekarang sebagai lembaga intelijen sinyal, bisa disamakan dengan NSA nya Amerika lho gan... Masa Perintisan/Pioneer Period (1946-1947) Berawal dari kepindahan ibukota RI ke Jogjakarta pada 4 Januari 1946, pada tanggal 4 April 1946 jam 10.00 Menhan RI pada saat itu Mr. Amir Sjariffudin memerintahkan dr. Roebiono Kertopati seorang dokter kepresidenan untuk membentuk dinas code yang tugasnya menyelenggarakan pemberitaan rahasia antara pemerintah RI jogjakarta dengan pimpinan nasional di Jawa Barat. Berdasarkan SK. Menteri Pertahanan No. A/126/1947 tanggal 30 April 1947 diadakan fusi Badan-Badan Intelijen pada Kementerian Pertahanan ke dalam satu wadah yang disebut Kementerian Pertahanan Bagian V, dan selanjutnya Dinas Code diubah menjadi Bagian Code KP-V. Bagian code KP-V semula berkantor di dua tempat (Jalan Gondokusuman dan Jalan Batonowarso 4) kemudian menyatu dalam satu kantor yang beralamat di Jalan Batonowarso 32 yang cukup memadai dalam pelaksanaan tugasnya. Sampai akhir tahun 1946 jumlah personil pada Dinas Code sebanyak 19 orang dan setelah fusi kelembagaan menjadi 34 orang, karena ada tambahan tenaga dari Badan Rahasia Negara Indonesia (B.R.A.N.I). Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan Agresi Belanda I ,untuk menjaga agar hubungan RI dengan luar negeri tidak terputus, maka diutus Duta Besar pertama kali untuk India beserta staf Dinas Code untuk menangani pengamanan berita rahasia. Pada tanggal 15 Agustus 1947 untuk pertama kalinya diterima berita dari Perwakilan RI di New Delhi dan sejak itulah hubungan komunikasi berita rahasia antara Perwakilan RI di New Delhi dan Pemerintah RI di Yogyakarta berjalan dengan baik melalui PTT dan RRI yang kemudian meluas dengan Perwakilan RI di Singapura, London, Cairo, dan PBB (Lake Success). Masa Bertahan - Penegakan/Staying - Straightening Period (1948 - 1949) Untuk memfasilitasi komunikasi rahasia antara Delegasi RI dengan Pemerintah Pusat, Yogyakarta, selama perundingan RI-Belanda di Kapal USS Renville ditugaskan 2 (dua) orang Code Officer (CDO)/Petugas Sandi yaitu Letnan II Marjono IS dan Letnan II Padmowirjono. Sedangkan 2 (dua) orang CDO, Letnan II Oetoro Kolopaking dan Letnan II Parhadi Utomo, bekerja di darat (Jakarta) yang berkantor di bekas Gedung Proklamasi Jl. Pegangsaan Timur no.56. Sistem sandi yang digunakan 3 (tiga) jenis yaitu Buku C (Besar), Sistem Transposisi, dan One Time Pad (OTP). Sebelum Penyerangan Belanda ke Kota Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948, Presiden Soekarno memerintahkan 2 (dua) pengiriman kawat. Satu kawat dikirimkan ke Bukittinggi yang isinya memerintahkan Mr. Sjarifoeddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Sumatera. Sedangkan kawat kedua dikirimkan kepada Mr. A.A. Maramis di New Delhi yang memerintahkan Pembentukan Exit Government di New Delhi jika Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Sumatera tidak berhasil. Pada Agresi Militer II yang terjadi pada tanggal 19 Desember 1948, Pihak Belanda mendahulukan serangan atas sasaran komunikasi dalam pendudukannya di Yogyakarta sehingga para CDO menghancurkan seluruh dokumen termasuk arsip-arsip sejak Bagian Code berdiri 4 April 1946 agar tidak sampai jatuh ke tangan Belanda sebelum meninggalkan tempat tugasnya. Kemudian para CDO menyebar ke berbagai daerah dr. Roebiono bersama seorang CDO ke Jawa Barat, beberapa orang CDO pindah ke sebuah desa kecil di tepi barat Kali Progo di kaki Pegunungan Menoreh yang bernama Dekso dan berusaha untuk bergabung dengan salah satu kesatuan yang mempunyai hubungan kode, setidaknya pemancar radio (PHB). Ternyata tidak jauh dari Dekso, di desa Banaran, terdapat Wakil Kepala Staf Angkatan Perang Kolonel TB. Simatupang. Selama di Dekso, Letnan II Soemarkidjo dan Letnan Md. Soedijatmo membentuk Bagian Code yang berkedudukan dibawah PHB Angkatan Perang dipimpin oleh Mayor Dartodjo. Pengiriman salinan kawat dilakukan menggunakan jasa kurir dari Dukuh ke Banaran. Bagian Code di Dekso mempunyai hubungan komunikasi dengan PDRI (Sumatera), Jawa Barat dan Playen (Gunung Kidul) dengan menggunakan system sandi transposisi, koordinat dan matriks. Sementara 2 (dua) orang CDO lainnya sampai di daerah Gringging, Jawa Timur. Penandatanganan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan titik pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda dan berakhirnya periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan. Setelah persetujuan KMB tersebut, Pasukan Pemerintah/TNI yang berada di sekitar kota diperintahkan untuk masuk ke kota Yogyakarta termasuk Bagian Code yang sebelumnya bertempat di Dekso. Bagian Code menempati sebuah gedung sekolah di dekat Stadion Kridosono yang merupakan juga Markas PHB Angkatan Perang. Setelah pengakuan kedaulatan inilah Dinas Kode mengenal penggunaan mesin-mesin sandi untuk mendukung kegiatan komunikasi rahasia. Kemudian pada bulan Desember 1949 dikirimlah 3 (tiga) orang CDO, Munarjo, Sumarkidjo dan Maryono Idris Sunarmo, untuk memperdalam ilmu kriptologi di Belanda. Kayanya dah cukup deh mengenai awal berdirinya Lembaga Sandi Negara, untuk saat ini berdasarkan Keppres 103 tahun 2001 Lemsaneg dikepalai oleh seorang kepala nah unik juga nih gan, Lemsaneg merupakan salah satu instansi sipil dimana TNI/Polri aktif dapat menjabat sebagai pimpinan terasnya, untuk saat ini di kepalai oleh Mayor Jenderal TNI Wirjono Budiharjo yang sebelumnya dikepalai oleh Mayor Jenderal TNI (purn) H. Nachrowi Ramli, SE yang sekarang sebagai ketua DPP Partai Demokrat DKI Jakarta gan. Konon kabarnya, saat ini hampir di semua perwakilan Ri di luar negeri baik KBRI, KJRi atau apapun itu namanya, ada petugas sandinya, nah peralatan dan sistem yang mereka pakai itu semuanya dikontrol oleh Lembaga Sandi Negara. Tidak cuma di luar negeri, TNI, Polri, BIN, Kemhan, Kempolhukan, Kejaksaan, Pertamina dll ada petugas sandinya gan, memang sih jaman sekarang kan keterbukaan informasi sedang digalakan tapi kan ga semua informasi itu boleh di umbar, ada bagian yang masih harus dirahasiakan, ya ga gan? Lembaga Sandi Negara juga sebagai lembaga operasional intelijen sinyal, yaitu lembaga yang mengawasi sinyal-sinyal elektronik baik dari dalam negeri maupun dari luar, diaanalisa istilah kerennya analisis kripto. o ya gan, menurut info dari temen ane di paspampres, Lembaga Sandi Negara juga yang tukang ngejam sinyal HP kl ada kunjungan VVIP maupun tamu negara, contohnya waktu Obama kmaren dtg, itu ktnya yg ngejam sinyal bkn dr CIA tp dr Lemsaneg gan. Segini dulu dah info dari ane ga, kl ada yang lebih tau lagi boleh share, tar ane taro di pejwan sumber: www.lemsaneg.go.id www.hadiwibowo.wordpress.com ![]() ![]() Terkait:
|
![]() |
|
|