|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]()
Quote:
Kasus contek massal saat ujian nasional (UN) 2011, tingkat Sekolah Dasar (SD), yang terjadi di SDN Gadel 2, Tandes, Surabaya diduga dilakukan secara sistematis. "Kami merekomendasikan UN di SDN 2 Gadel tidak perlu diulang agar tidak merugikan murid dan orangtua, tapi kepsek, wali kelas dan guru F perlu mendapatkan sanksi administratif," kata anggota Tim Independen Pemkot Surabaya Prof Daniel M Rosyid di Surabaya, Minggu (5/6/2011). Menurut dia, AL, siswa pintar di SDN itu yang mengerjakan jawaban soal untuk didistribusikan kepada rekan-rekannya, terpaksa memberikan contekan kepada teman-temannya, karena "perintah" dari oknum guru, bahkan sekolah itu sempat mengadakan "gladi resik" contek massal itu. "Kami juga menemukan praktik bullying(menghardik) terhadap AL, karena itu kami merekomendasikan keluarga AL dilindungi oleh pihak kepolisian dari intimidasi. Ancaman tersebut berasal dari guru senior dalam hal ini, wali kelas dan sesama temannya," katanya. Dalam pengakuannya, AL dipaksa memberikan contekan. "Guru saya, Pak F, yang menyuruh saya memberi contekan. Sebelum UN justru dia mengatakan kapan lagi saya bisa membalas budi para guru. Kata Pak F, apa tidak kasihan kalau teman saya tidak lulus," kata Daniel menirukan AL. "Laporan kecurangan dari keluarga AL kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya sudah menjadi kewajibannya. Laporan kecurangan ini harusnya direspons secepatnya. Kejujuran dari masyarakat harus dijaga dan jangan sampai ada kesan kalau jujur yang ajur (hancur)," katanya. Sementara itu, anggota tim independen lainnya, Kresnayana Yahya, mengatakan, ada problem komunikasi dalam kasus mencontek massal tersebut. "UN yang seharusnya menjadi tolak ukur, justru menciptakan tekanan kepada siswa, sehingga siswa cenderung merasa ketakutan untuk menolak jika diminta oleh guru," katanya. Namun, Kepala Disdik Surabaya Sahudi belum dapat dikonfirmasi, sedangkan pihak kepolisian mengaku belum ada tindakan penjagaan khusus kepada AL dan keluarganya, karena polisi menilai kasus itu sebaiknya diselesaikan secara internal, bukan pidana. Untuk menyukseskan praktik mencontek itu, wali kelas AL sempat melakukan tiga kali simulasi, sehingga masing-masing siswa sudah tahu perannya masing-masing dengan Al sebagai pemasok bahan contekan, lalu ada yang menggandakan jawaban contekan dan ada yang mengedarkannya ke kelas lain. ![]() |
#2
|
||||
|
||||
![]()
haduhhh bakal menjadi budaya nih contek mencontek dikala UN...harusnya pemerintah cq dinas pendidikan responsif melihat hal ini...kaji lebih lanjut...
![]() |
#3
|
||||
|
||||
![]()
iya ndan, kalau sistemnya ga ketat, yg begini ga akan hilang dari permukaan
|
#4
|
||||
|
||||
![]() wah kalo kebiasaan gitu , anak2 jadi malas belajar lah |
#5
|
||||
|
||||
![]()
wah.
kok ada ya.SD kaya gitu.. |
#6
|
||||
|
||||
![]()
sedap.. mantap jaya
ga cuma jadi teroris ada pelatihan khususnya ![]() |
#7
|
||||
|
||||
![]()
ah gila ni sekolah
![]() |
#8
|
||||
|
||||
![]()
Dilihat dari sisi guru,mungkin apa yang dilakukan pihak sekolah atau oknum guru tersebut itu karena takut anak-anak didiknya tidak lulus jadi di pilihlah cara seperti itu..
Tetapi bagaimana pun juga, sesayangnya kita terhadap anak didik kita, hal itu tetap saja salah..berniat menolong tetapi kalo seperti itu bukan menolong namanya tetapi menjerumuskan.. ya, menjerumuskan si anak untuk berlaku curang, malas dan secara tidak langsung memberikan pelajaran kepada mereka bahwa "menyontek itu tidak apa-apa". Melegalkan hal yang seharusnya ditanamkan kepada siswa untuk tidak mencontek.. Sehingga hal ini bisa terbawa sampai besar, wong gurunya aja yang nyuruh..akibatnya bisa jadi siswa-siswa tersebut menjadi terbiasa dengan mencontek, dan menjadi malas belajar karena mengandalkan contekan. Sebagai guru, yang penting kita sudah memberikan pelajaran semaksimal mungkin untuk anak-anak didik kita, sehingga mereka siap ketika dihadapkan ujian. Masalah hasil itu kembali kepada anak didik-didik kita. owalah kaya yang iyemnya guru aja koment panjang2x ![]() |
#9
|
||||
|
||||
![]() ![]() ![]()
Quote:
Dilihat dari sisi guru,mungkin apa yang dilakukan pihak sekolah atau oknum guru tersebut itu karena takut anak-anak didiknya tidak lulus jadi di pilihlah cara seperti itu..
Tetapi bagaimana pun juga, sesayangnya kita terhadap anak didik kita, hal itu tetap saja salah..berniat menolong tetapi kalo seperti itu bukan menolong namanya tetapi menjerumuskan.. ya, menjerumuskan si anak untuk berlaku curang, malas dan secara tidak langsung memberikan pelajaran kepada mereka bahwa "menyontek itu tidak apa-apa". Melegalkan hal yang seharusnya ditanamkan kepada siswa untuk tidak mencontek.. Sehingga hal ini bisa terbawa sampai besar, wong gurunya aja yang nyuruh..akibatnya bisa jadi siswa-siswa tersebut menjadi terbiasa dengan mencontek, dan menjadi malas belajar karena mengandalkan contekan. Sebagai guru, yang penting kita sudah memberikan pelajaran semaksimal mungkin untuk anak-anak didik kita, sehingga mereka siap ketika dihadapkan ujian. Masalah hasil itu kembali kepada anak didik-didik kita. owalah kaya yang iyemnya guru aja koment panjang2x ![]() ![]() |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|