Mudah-mudahan budaya dan komeng bermanfaat berlaku di sini.
Dan berharap tidak
[/quote][quote]
Kenapa yak semenjak lulus kuliah dan masuk ke dunia kerja kita gak bisa jauh2 dari hitungan uang (Kita? ente aja kali niee!!).
Ya paling gak dilingkungan ane deh. Udah bukan barang asing lagi setiap pembicaraan ujung2nya ya hitung2an soal uang dan gaji.
Jadi Gaji PNS itu berapa niee? Kalau ane maunya yang nyante tapi penghasilannya besar.
Hmm,, mungkin itu adalah pekerjaan idaman setiap manusia yang mencari kerja di muka bumi ini.
Lagian kalau dengan ontang2 kaki dan berkeliaran kesana kemari untuk bersenang-senang dan tetap bisa menghasilkan uang siapa yang gak mau coba?
[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for santai:
Tapi ujung2nya masalah digit bukan menjadi masalah utama sekarang. Permasalahan yang ada adalah gaya hidup dari orang yang bersangkutan.
Gak heran kalaupun ada orang yang bergaji besar masih merasa kurang cukup dan ada kalanya orang yang bergaji kecil masih bisa dengan tenang hidup dan menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya.
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for gambar..:
Sekarang, mari kita berasumsi hitung2an. Berapa pengeluaran kita sebulan? 1 juta? 2 juta? Atau 5 juta?
dan berapa penghasilan kita selama sebulan? Apakah lebih besar atau lebih kecil dari pengeluaran kita?
Ya mungkin fikiran ane kebalik, mustinya ya penghasilan dulu baru mikirin pengeluaran. Tapi ya bo, udah gak jadi rahasia lagi kalau banyak diantara kita yang pengeluarannya lebih besar hanya untuk memuaskan nafsu gaya hidupnya. Akhirnya ya hutang sana sini.
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for marah2 ...:
Menyisihkan uang untuk ditabungkan menjadi masalah besar bagi sebagian orang. Contoh dekat saja salah satu teman ane. Dia udah bekerja disebuah perusahaan yang lumayan besar di Pontianak selama hampir 6 tahun.
Tapi jangan banyangkan ada digit2 uang di dalam tabungannya. Bahkan berfikir untuk menabung saja dia tidak pernah.
Ok, lupakan itu, mungkin dia masih remaja seperti kebayakan remaja lainnya yang gak punya tanggungan untuk menabung. Uang yang didapatnya murni hanya untuk dirinya sendiri dan kalaupun kurang masih ada orang tua yang �masih� wajib memberinya uang saku.
Tapi bagaimana dengan seorang paman yang umurnya sudah berkepala 5 tapi sama sekali gak punya tabungan? Padahal dia sama sekali tidak pernah mengeluarkan uang untuk berobat atau jalan2 keluar negeri.
Kesehariannya hanya digunakan untuk duduk2 di warung kopi sambil bercengkrama dengan teman2 sejawadnya. Itu terlihat sangat mengerikan!
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sakit..:
Karena tidak ingin terlena dengan �masa remaja� labil yang gak mikirin masa depan akhirnya aku berniat untuk mulai menabung dari pertama kali ane mempunyai penghasilan tetap.
Target ane jelas, hanya boleh menggunakan uang 50% dari gaji yang ane dapat, selebihnya ditabung!
Karena target itulah ane jadi irit dan hitung2an untuk mengeluarkan uang.
Makan siang di kantor dijatah sekian puluh ribu perhari, pulsa diirit cuma sekian rupiah, uang bensin beberapa ratus ribu dan sisanya hanya untuk keperluan mendadak dan jika kepingin belanja beberapa barang seperti buku dan perlengkapan tubuh (pakaian dan aksesoris) itupun dijatah beberapa ratus ribu aja.
Hasilnya dari 2 bulan ane bekerja (Maret April) ane berhasil menyisihkan uang itu dengan tepat! *bangga*
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for bank:
Tapi, dengan adanya hitung2an itu kok rasanya jadi rada pelit yak! Kalau diajak jalan sama temen mikirnya pengeluarannya berapa?
Kalau terlalu besar ane jadi gak mau ikutan,
lalu klo kepingin sesuatu untuk diri sendiri (seperti sekarang aku pingin banget beli sepeda) jadi berfikir panjang dan menimbang apa pentingnya sekarang ane beli sepeda.
Ya, ujung2nya masalah prioritas kan yak?Mudah2an aja gak ada ceritanya gara2 pingin nabung kita jadi orang yang pelit meripit sampe gak mau bergaul sama orang sekitar
nb: Tulisan ini terinspirasi karena keuangan yang lagi seret di bulan Mei karena ke Bali kemaren.
Perginya seh emang gratis, tapi yang namanya pergi itu gak akan lengkap kalau gak jalan2 ke tempat2
wisata plus beli oleh2 kan yak! Ujung2nya tabungan ane menipis dan memulai dari awal lagi dibulan ini