Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
pingpong's Avatar
pingpong pingpong is offline
Senior Ceriwiser
 
Join Date: May 2012
Posts: 5,888
Rep Power: 21
pingpong mempunyai hidup yang Normal
Default Roti Sagon, Riwayatmu Kini

Pernah ngemil roti sagon? Atau minimal pernah liat roti sagon ndak? Yang bagaimana bedeng? Halah, serius ndak pernah? Kemana aja loe jaman-jaman esde? Btulan, ndak pernah tau? Atau cuma tau makan ndak kenal nama? Wajar, camilan satu ini memang sudah teramat langka di permukaan bumi. Boleh dibilang, nyaris punah ditelan jaman.



Roti sagon, camilan yang katanya khas Kudus (bingung mode on, ada yang bilang khas Kebumen, khas Banyumas, di situs lain dibilangnya khas Madura, Purwokerto ndak ketinggalan ikutan klaim, parahnya orang Medan juga merasa memiliki, kalo sudah begini jaga aja jangan sampai diklaim negeri seberang, bweh ambe muami pak cik) rasanya memang top, kriuk-kriuk manis. Dari sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya (inisialnya ny. iwastuti, 60 tahun, hahaha) terungkap bahwa sagon atau sagon terbuat dari tepung ketan, kelapa parut, dicampur larutan gula pasir, terus dicetak, lalu di panggang dalam oven. Hasilnya, lempeng putih kriuk manis tapi enak (enak kok pakai tapi-tapian), bisa dimakan lagi (sayang ndak ada gambarnya).



Sewaktu masih esde dulu waktu itu harganya seingatku masih 25 rupiah sebungkus. Bungkusnya ndak besar-besar amat, lebih besaran kodok dewasa, kira-kira setebal koin 100an ditumpuk 25 keping. Bungkusnya plastik putih, dengan tulisan merah, cap Zebra Terbang.





(Nggak nemu gambar yang merek zebra terbang, cap kuda terbang aja yo)



Cap zebra terbang? Ndak salah? Yoi, wong yang tercetak dibungkusnya begitu. Nyambung dimana coba? Kue sama zebra? Barangkali roti sagon dulunya pakan zebra terbang dari khayangan, tetapi karena waktu itu zebra yang lagi berdarmawisata kebelet pipis (toiletnya pasti di khayangan toh, kan zebra elit, mana mau pipis sembarangan), tertinggallah kepingan remah pakannya di bumi. Nah, oleh penduduk pribumi dicicipi, dan wah enak. Terpikir oleh mereka membuat hal serupa tetapi sebagai makanan manusia (huss, jangan ribut, penduduk indonesia kan peniru ulung). Hahah, terciptalah sagon seperti yang kita kenal sekarang ini. Weleh-weleh, bisa jadi dongeng baru nih (spekulasi). Rasanya memang ngangenin (istilah gaul toh), nggak ngebosenin, en ngebangunan (heh, kelewat gaulnya men).



Setelah sekian lama lenyap dari peredaran, terakhir saya makan roti sagon pas esde (agak bingung juga, kalo ndak salah ingat pernah deh beberapa bulan lalu makan sagon juga, tapi ndak jelas, sudahlah), barusan di toko dekat rumah eh ada lagi, tidak berubah bungkusnya, masih putih bertinta merah dengan cap Zebra Terbang. Haru bin senang, iseng-iseng kutanyakan harganya. Wah, gopek, mahal amat. Artinya, goceng sebungkus. Tidak peduli, kubeli sebungkus besar. Setiba di rumah, kucoba-coba eh malah ketagihan, dalam sekejap sudah habis 5 bungkus (sebungkus besar isi 10), lanjut. Kenyang juga pikirku (kayak makan nasi). Tidak makan malam lagi. Besoknya, beli lagi. Sore juga begitu. Pas malam, nasib yah nasib, kata mbaknya sudah habis (yah sedih). Tadi pagi ku cek lagi, masih kosong katanya. Huff, roti sagon dimanakah dirimu kini? Datanglah sekali lagi!



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 10:45 PM.


no new posts