|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Ratusan massa yang tergabung dalam Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI) melakukan aksi unjukrasa didepan Kedutaan Besar Saudi Arabia, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi membantah adanya penghentian rekrutmen tenaga kerja Indonesia oleh Pemerintah Arab Saudi. "Kami sudah konfirmasi ke atase tenaga kerja di KBRI Riyadh, dan tidak ada surat resmi mengenai itu," ujar Direktur Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri, Roostiawati ketika dihubungiTempo, Selasa 15 Februari 2011. Menurutnya, segala bentuk keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi, Pemerintah Indonesia pasti akan menerima pemberitahuan sebelumnya. Pembicaraan tentang hal tersebut juga harus dilakukan sebelumnya. Roostiawati menambahkan, hingga saat ini penerimaan dan pengiriman TKI ke Arab Saudi masih terus berjalan. "Pelayanan pengiriman TKI masih terus berjalan seperti biasa," ungkapnya. Namun ia mengakui pengiriman TKI ke Arab menurun sejak dilakukannya pengetatan total. Penurunan itu, lanjut Roostiawati ada pada jumlah pemberian visa. "Turun hingga 40 persen dan ini juga diakui pemerintah Saudi," katanya. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat jumlah TKI di Arab mencapai 900 ribu pekerja. Kendati demikian, kata Roostiawati, pihaknya tetap mengkomunikasikan soal penghentian penerimaan TKI itu. "Cek ke KBRI dan juga pemerintah Arab," ujarnya. Sebelumnya beredar kabar bahwa Komite Nasional Perekrutan di bawah Kamar Dagang Industri Arab Saudi telah menghentikan rekrutmen tenaga kerja asal Indonesia. Berita tersebut dilansir Arab News. Sebabnya antara lain, gaji TKI yang dinilai terlalu tinggi, minimnya kualifikasi pekerja dan juga pemberitaan tindak kekerasaan yang dianggap berlebihan. RIRIN AGUSTIA |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|