FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Internasional Baca berita dari seluruh mancanegara untuk mengetahui apa yg sedang terjadi di dunia. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
|||
|
|||
![]() SUMBER ![]() Faisal Shahzad diyakini sebagai pemilik mobil jenis SUY Nissan Pathfinder yang diparkir di Times Square. Di dalam mobil itu polisi menemukan piranti-piranti mulai dari bensin hingga alat-alat yang bisa dirakit menjadi bom. NEW YORK, KOMPAS.com - Warga negara Amerika Serikat kelahiran Pakistan, Faisal Shahzad (30), mengaku bersalah atas upaya pengeboman di Times Square pada 1 Mei. Dalam sidang hari Senin (21/6), Shahzad juga memperingatkan akan ada lebih banyak serangan seperti yang dilakukannya. �Saya ingin mengaku bersalah 100 kali sebab jika AS tidak keluar dari Afganistan dan Irak, sampai AS menghentikan serangan pesawat tanpa awak di Somalia, Pakistan, dan Yaman, dan berhenti menyerang tanah Muslim, kami akan menyerang AS,� kata Shahzad. Dia memasukkan pernyataannya di Pengadilan Distrik AS di Manhattan hanya beberapa hari setelah panel juri federal mendakwanya atas 10 tuduhan terorisme dan kepemilikan senjata. Tanpa gentar dan menyesal, Shahzad mengaku bersalah atas semua tuduhan itu, yang bisa membuatnya dihukum penjara seumur hidup. Saat ditanya oleh hakim Miriam Cedarbaum mengapa dia berniat membunuh warga AS yang tidak bersalah, terutama anak-anak, Shahzad mengatakan, �Dengar, kalian menyerang anak-anak dengan pesawat tanpa awak di Afganistan.� �Saya tidak menganggap apa yang saya lakukan sebuah kejahatan. Saya tahu ini melanggar hukum AS, tetapi saya tidak peduli dengan hukum AS,� ujar Shahzad. �Saya adalah bagian dari jawaban atas teror AS di negara-negara Muslim. Dan, atas nama itu, saya membalas serangan (AS). Tinggal di AS, Amerika hanya peduli terhadap rakyat mereka sendiri, tetapi mereka tidak peduli terhadap orang lain di dunia saat mereka mati,� ujar Shahzad. Shahzad ditangkap pada 3 Mei saat pesawat yang ditumpanginya hendak lepas landas di Bandar Udara John F Kennedy menuju Dubai. Perburuan berlangsung selama 53 jam setelah dia memarkir mobil SUV Nissan Pathfinder yang penuh berisi bahan peledak di distrik hiburan Broadway. Upaya pengeboman pada Sabtu malam itu gagal setelah seorang pedagang di tepi jalan melihat asap mengepul dari bagian belakang mobil dan memberi tahu otoritas. Polisi segera bertindak cepat untuk mengevakuasi kawasan itu. Dalam sidang, Shahzad membeberkan semua rencana pengeboman. �Saya berjalan ke Stasiun Grand Central. Saya menunggu suara (ledakan), tetapi saya tidak mendengar apa-apa, karena itu saya pulang,� ujarnya. Shahzad menuturkan, dia tidak memilih gedung tertentu sebagai sasaran. Dia juga memilih Sabtu malam yang hangat itu karena tempat itu akan dipadati orang. Dia menjelaskan, mobilnya diisi dengan tiga komponen bom terpisah supaya bisa meledakkan bom berbahan bakar pupuk serta mengubah tabung-tabung propane dan kaleng-kaleng gas penuh kembang api menjadi bola api besar. Pelatihan Untuk membuat bom, kata Shahzad kepada hakim, dia menjalani pelatihan pembuatan bom selama lima hari bersama kelompok Taliban saat tinggal di Pakistan selama 40 hari antara 9 Desember 2009 dan 25 Januari 2010. Pelatihan selama lima hari itu meliputi bagaimana membuat bom dan meledakkannya. Sekembalinya ke AS, dia merencanakan pengeboman dan membuat bom sendiri. Shahzad bersikeras tidak ada pihak lain yang membantunya. Selain tuduhan terorisme dan percobaan penggunaan senjata pemusnah massal, Shahzad juga diduga menerima dana total sebanyak 12.000 dollar AS dari seorang rekannya di Pakistan yang belum bisa diidentifikasi. Dia menerima tambahan 4.000 dollar AS dari Taliban saat meninggalkan kamp pelatihan. Uang itu digunakan untuk membeli senjata jenis Kel-Tec 9 milimeter semiotomatis pada Maret dan mobil SUV Nissan Pathfinder. Dia membayar secara tunai pada 24 April. Dia kemudian membeli komponen bom. Vonis dijadwalkan akan dijatuhkan pada 5 Oktober. Menanggapi pengakuan Shahzad, Jaksa Agung AS Eric Holder mengatakan, �Faisal Shahzad merencanakan dan melancarkan serangan yang bisa menyebabkan hilangnya banyak nyawa. Hari ini sistem pengadilan kriminal Amerika menjamin bahwa dia akan membayar tindakannya.� Putra seorang perwira Angkatan Udara Pakistan, Shahzad mengenyam pendidikan di Angkatan Udara Pakistan sebelum tiba di AS untuk belajar pada usia 18 tahun. Dia kemudian menjadi warga negara AS. Sejak upaya pengeboman oleh Shahzad yang gagal itu, Pakistan telah menangkap 11 orang. Seorang pejabat intelijen menduga dua dari 11 orang itu ikut berperan dalam rencana pengeboman di Times Square. Tiga orang di Massachusetts dan Maine yang diduga menyuplai uang kepada Shahzad juga telah ditangkap dengan tuduhan pelanggaran imigrasi. Otoritas federal AS yakin uang itu disalurkan melalui jaringan transfer uang bawah tanah yang dikenal sebagai hawala.(AP/AFP/FRO) |
#2
|
||||
|
||||
![]()
gak mungkin ga ada asap klo ga ad api, kan sudah tahu penyebab mengapa dia melakukakan tindakan tersebut... harusnya amerika bisa koreksi diri sehingga negaranya ga dimusuhi bnyak orang....:courage::courage:
|
![]() |
|
|