Jakarta - Calon hakim konstitusi Erwin Owan Hermansyah Soetoto mengikuti seleksi wawancara terbuka. Erwin banyak dicecar oleh pansel mengenai profesi apa yang sebetulnya ditekuninya.
Pasalnya, pada tingkat S1, Erwin mengambil fokus kuliah bidang ekonomi. Ia lalu mengambil S2 bidang hukum. Baru setelah S2 hukum, Erwin mengambil pendidikan S1 hukum.
"Kalau saya lihat di CV, Bapak ambil S2 hukum dahulu baru kemudian S1 hukum. Ini kenapa?" tanya ketua pansel Saldi Isra di Sekretariat Negara, Jl Medan Merdeka
Erwin lalu menceritakan bahwa dirinya sebetulnya merupakan wiraswasta. Ia tertarik belajar hukum karena ayahnya merupakan dosen hukum. Pemilik gelar Dr, Ir, SE, SH, MH, MM, RFA ini kemudian mengambil S1 hukum karena untuk menjadi dosen, harus memiliki gelar yang linier dengan bidang yang akan diajar. Erwin juga berprofesi sebagai lawyer. Hal ini cukup membuat pansel terheran-heran.
"Lalu Bapak menyebut diri bapak sebagai apa? Pengusaha kah, lawyer-kah, atau apa?" cecar Saldi.
Erwin tak menjawab secara tegas. Dirinya mengaku memiliki 3 profesi sekaligus, di mana ketiganya tak ada batas pensiunnya.
"Saya dosen ilmu hukum. Ingin juga nyoba-nyoba jadi lawyer, alhamdulillah berhasil. Dan saya wirausaha juga," jawab Erwin.
Ketidakkonsistenan profesi Erwin ini juga menggelitik anggota pansel lain, Todung Mulya Lubis. Setelah didesak Todung, Erwin menegaskan bahwa dirinya akan lebih fokus di dunia hukum.
"Karena hukum adalah alatnya negara, saya ingin betul-betul mendarmabaktikan sisa usia saya pada nusa dan bangsa," jawab Erwin.