Samsung Pengganjal Terbesar Bursa Asia

skillfulmen

Samsung Pengganjal Terbesar Bursa Asia
Asteria

(istimewa)

INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham Asia jatuh, menyeret indeks MSCI Asia Pacific melemah, pertama kalinya dalam 5 hari perdagangan. Salah satunya dipicu penguatan nilai tukar negara kawasan atas dolar AS. Samsung menjadi saham pengganjal terbesar.
Indeks MSCI Asia Pacific merosot 0.5% ke level 123.46, mengubur penguatan 4 hari perdagangan sebelumnya sebesar 3.6%. Indeks ini telah merambat naik 34% tahun lalu, kenaikan tahunan terbesar sejak 2003. Menyusul aksi bank sentral yang memangkas biaya pinjaman dan aksi pemerintah yang menggenjot pengeluaran untuk mengeluarkan dari resesi ekonomi.
"Pasar akan berjuang untuk penguatan lebih lanjut," kata Norman Villamin, kepala analis investasi Asia Pacific di Citigroup Private Bank, Singapura. �Kami jauh lebih sensitif terhadap keuntungan tahun lalu yang berasal dari valuasi dan kami akan lebih fokus pada saham-saham pilihan."
Indeks komposit China turun 1,9%, sementara indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,7%. Sedangkan indeks Kospi melemah 1.3% di Seoul di tengah spekulasi bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan, setelah pertemuan kebijakan besok.
Samsung Electronics Co, produsen terbesar di Asia untuk semikonduktor, layar datar dan telepon genggam, turun 3,3% 813.000 ₩, bahkan setelah laporan kuartal keempat dimana laba operasi naik 3,7 triliun, dibandingkan kerugian tahun sebelumnya.
Samsung adalah saham terberat yang mengganjal Indeks MSCI Asia Pacific, dimana penguatan won mengancam penjualan perusahaan-perusahaan Korea Selatan di luar negeri. Won naik ke level 1.129,42 atas dolar AS har ini, level terbarunya sejak September 2008. Saham Hyundai Motor Co, Korea Selatan pembuat mobil terbesar, turun 4,5% ke ke � 106.000.
Bank sentral Korea akan mengumumkan suku bunga acuan pada 8 Januari, setelah, setelah menjaga biaya pinjaman yang ditunda bulan lalu. Gubernur Lee Seong Tae mengatakan dalam pidato Tahun Baru bank sentral akan mengatur suku bunga acuan yang mendukung perekonomian, sembari memantau potensi efek samping dari kebijakan moneter yang longgar.
"Ada spekulasi bahwa investor Korea akan ikut menaikkan suku bunga untuk menggenjot laju pemulihan ekonomi," kata Chu Bulan Sung, manajer dana di Shinhan BNP Paribas Asset Management Co di Seoul.
Laporan dalam pekan terakhir menunjukkan ekspor Korea Selatan naik 33,7% bulan lalu dan izin membangun rumah di Australia pada November lalu naik 5,9%, di mana bank sentral mengangkat patokan suku bunga pinjaman untuk bulan ketiga pada Desember. Penjualan ritel Australia naik 1,4% pada November dari bulan sebelumnya. Data ini mengangkat saham ritel utama Australia, Harvey Norman Holdings Ltd., naik 3.7% ke A$3.95.
Penguatan indeks MSCI Asia Pacific tahun lalu terjadi di tengah ekspektasi pertumbuhan di kawasan ini, dipimpin oleh China, yang akan mengunguli seluruh dunia. Kenaikan indeks ini pada 2009 lalu, mengangkat rasio nilai buku rasio ke 1,61, level tertinggi sejak September 2008, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Di Tokyo, saham Canon, produsen kamera digital terbesar dunia turun 2,5% ke 3.930 �, setelah Credit Suisse menurunkan rating menjadi "netral" dari sebelumnya "outperform." Saham Jonda Motor Co, yang mendapatkan 47% dari penjualan di Amerika Utara, turun 1,6% ke 3.090 �.
Saham eksportir Jepang jatuh atas penguatan yen hingga 92,11 per dolar AS. Namun, yen akhirnya melemah ke 92.87, atas pernyataan Menteri Keuangan Jepang Naoto Kan, yang baru menggantikan Hirohisa Fujii. Kan mengatakan, akan berusaha menjaga yen pada tingkat yang tepat sambil mempertimbangkan berbagai dampak terhadap perekonomian yang mungkin disebabkan mata uang.
Sentimen negatif juga berasal dari jatuhnya saham perbankan di China. Hal ini terjadi pasca otoritas negara tersebut mengambil langkah-langkah untuk mengekang pertumbuhan kredit.
�Pembuat kebijakan perlu mendukung pertumbuhan ekonomi yang "relatif cepat", sembari menstabilkan harga dan mengelola ekspektasi inflasi,� ungkap Bank of China setelah rapat kerja tahunan. Ini menegaskan sebuah "cukup longgar" kebijakan moneter.
Saham China Citi Bank di Shanghai pun turun 3,4% menjadi 7,67 yuan, atas kenaikan suku bunga pada surat utang berenor tiga bulan, pertama kalinya dalam 19 pekan. Hal ini menandakan likuiditas yang lebih ketat. Demikian juga saham Cina Minsheng Banking Corp, bank swasta pertama di China, turun 2,7% ke 7,70 yuan. Koreksi ini juga berimbas ke sektor perbankan di Hongkong, dimana saham Bank of Communications Co. di Hong Kong turun 1.4% ke HK$9.30. [mdr]

Terkait:

Menu