Pidato, Jokowi Panen Pujian membawa Indonesia jadi Kiblat di Negara ASEAN

**Gusnan**

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan kalau tentang masalah kebakaran hutan menjadi salah satu perhatian besar bagi pemerintah Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Jokowi pada sidang Pleno KTT ke-27 ASEAN di KLCC, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (2/11).

"Sebagai Presiden Republik Indonesia, saya memberikan perhatian besar pada pengendalian kebakaran hutan yang menjadi lebih buruk karena pengaruh El Nino," ujar Presiden Jokowi.

Jokowi mengatakan kalau segala upaya sudah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu pemadaman darat dan udara, mengerahkan sekitar 30.000 persoonel, memodifikasi cuaca, dan 325 ton garam telah ditebar dengan menggunakan 4 unit pesawat.

Bukan hanya itu saja, telah dilakukan water bombing dan 120 juta liter air sudah disiramkan dengan menggunakan 23 unit helikopter. Beberapa negara bahkan juga telah membantu Indonesia, termasuk Singapura dan Malaysia. Proses hukum yang tegas pun sudah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Selanjutnya, Presiden Jokowi juga menjelaskan kalau dirinya sudah menyusun beberapa langkah-langkah penting, diantaranya adalah:
- Penyusunan One Map Policy
- Menetapkan Moratorium Izin Pemanfaatan Lahan Gambut
- Melakukan review perizinan
- Pemulihan ekosistem gambut

"Apa yang dialami Indonesia dapat saja terjadi di negara lain," ucapnya.

Sebagai sebuah asosiai, Presiden Jokowi mengatakan kalau sebagai satu keluarga, di dalam kondisi sulit seperti inilah semangat kerja diutamakan. Presiden mengingatkan kalau tahun 2015 menjadi tahun yang cukup penting bagi ASEAN karena dimana Masyarakat ASEAN akan mulai untuk dijalankan.

"Kita akan menjadi satu masyarakat, kebersamaan harus dikedepankan dan kerja sama harus ditonjolkan," katanya.

Presiden Jokowi mendapatkan banyak pujian dari Petinggi-petinggi Negara di Dunia yang turut hadir dalam acara tersebut.

Pada saat yang bersamaan, ASEAN saat ini sudah menuju ke Masyarakat ASEAN 2025. Menuju ASEAN 2025, maka ASEAN harus dapat menjaga kesatuan dan sentralitas dimana dinamika dari kawasan bakal menjadi semakin tinggi nantinya.

"Tanpa kesatuan dan sentralitas ASEAN, kawasan ini akan menjadi perebutan pengaruh kekuatan besar dan ASEAN harus mampu menghadirkan perdamaian dan kestabilan kawasan," ujar Presiden.

ASEAN juga harus dapat menjasi sebuah organisasi yang lentur dan efisien melalui proses efisiensi dari pertemuan yang wajib untuk terus dilakukan dan mekanisme untuk tanggap secara cepat dan tepat mengenai perkembangan dunia harus dapat diperkuat.

"ASEAN harus dapat memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah dunia dan ASEAN 'must be part of problem solver'," kata Presiden.

Terkait: