FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Dalam film ini, Grey (Jamie Dornan) menjadi sentral cerita. Ia jatuh cinta pada Anastasia (Dakota Johnson) dan ingin mengontraknya sebagai 'objek' seksnya. Anastasia sendiri merupakan gadis perawan yang tidak memiliki pengalaman bercinta. Konflik dibangun dari dua kutub yang saling bertentangan. Anastasia menginginkan hubungan normal layaknya pasangan pada umumnya. Tetapi Grey tidak bisa menjalani hubungan yang normal. Lantas mengapa Grey memiliki gaya seks seperti itu? Latar belakang kehidupannya yang pahitlah yang membuat Christian Grey menjadi pelaku sadisme seksual. Ia terlahir dari seorang pelacur yang tewas saat ia berusia empat tahun. Di usia remajanya, ia dijadikan budak seks oleh seorang teman ibunya selama enam tahun. Saat itu ia berusia 15 tahun. Pengalaman pahit itulah yang membentuk karakternya menjadi seorang sadis. Selain itu, Grey juga merasa tidak nyaman hidup di lingkungan keluarga yang sempurna padahal ia terlahir dari rahim seorang pelacur. Ia lantas membuat ruangan khusus, tempatnya 'menyiksa' partner seksnya. Dalam ruangan tersebut terdapat banyak sex toys seperti cambuk, borgol, tali, dll. ![]() Berikut ini penjelasan pakar mengenai kelainan seksual tersebut: Seperti dijelaskan Susan Noelen Hoeksema dalam bukunya Abnormal Psychology, lebih dari 90 persen penderita paraphilia (kelainan seksual) adalah pria. Hal ini tampaknya berkaitan dengan penyebab paraphilia yang meliputi pelampiasan dorongan agresif atau permusuhan, yang lebih mungkin terjadi pada pria daripada wanita. Penelitian-penelitian yang mencoba menemukan adanya ketidaknormalan testosteron ataupun hormon-hormon lainnya sebagai penyebab paraphilia, menunjukkan hasil tidak konsisten. Artinya, kecil kemungkinan paraphilia disebabkan ketidaknormalan hormon seks pria atau hormon lainnya. Di sisi lain, penyalahgunaan obat dan alkohol ditemukan sangat umum terjadi pada penderita paraphilia. Obat-obatan tertentu tampaknya memungkinkan penderita paraphilia melepaskan fantasi tanpa hambatan dari kesadaran. Paraphilia menurut perspektif teori perilaku merupakan hasil pengondisian klasik. Contohnya, berkembangnya bestialiti mungkin terjadi sebagai berikut: Seorang remaja laki-laki melakukan masturbasi dan memperhatikan gambar kuda di dinding. Dengan demikian mungkin berkembang keinginan untuk melakukan hubungan seks dengan kuda, dan menjadi sangat bergairah dengan fantasi demikian. Hal ini terjadi berulang-ulang dan bila fantasi tersebut berasosiasi secara kuat dengan dorongan seksualnya, mungkin ia mulai bertindak di luar fantasi dan mengembangkan bestilialiti. Lingkungan keluarga dan budaya di mana seorang anak dibesarkan ikut memengaruhi kecenderungannya mengembangkan perilaku seks menyimpang. Anak yang orangtuanya sering menggunakan hukuman fisik dan terjadi kontak seksual yang agresif, lebih mungkin menjadi agresif dan impulsif secara seksual terhadap orang lain setelah mereka berkembang dewasa. Banyak penderita pedofilia yang miskin dalam keterampilan interpersonal, dan merasa terintimidasi bila berinteraksi seksual dengan orang dewasa. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa empat dari lima penderita pedofilia telah mengalami pelecehan seksual di masa kanak-kanak. (Sumur: megapolitan.kompas.com) Quote: </div></div></div>Sekian dulu tret ane, gan. Sudah sepantasnyalah orangtua memberikan contoh terbaik untuk menjaga anak-anak mereka agar terhindar dari perilaku seks menyimpang. Jangan cuma jadi pembaca sunyi, ya! Kalo menurut agan sista gimana nih cara menangani pelaku sadisme seksual? Ane doain yang bantu ![]() ![]() ![]() |
![]() |
|
|