Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 23rd April 2016
SuleTerbang's Avatar
SuleTerbang SuleTerbang is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Posts: 434
Rep Power: 10
SuleTerbang mempunyai hidup yang Normal
Default Andre Graff Si Penggali Sumur Untuk Warga Sumba

Silakan gan dibaca sedikit inspirasi dari sosok orang asing yang rela berkorban untuk kehidupan orang Indonesia di daerah Sumba .



Setelah Ratusan Tahun, Kini Air Tidak Sulit Lagi



Oleh karena kepeduliaan Andre Graff pada kesulitan hidup masyarakat Laboya di Sumba, NTT, kini masyarakat boleh menikmati air bersih yang melimpah…. Andre yang bekerja, pemerintah meresmikan….. !







Jalan yang ditempuh terjal berbatu, kerap kali kalau licin dia tergelincir sehingga air dalam ember pun tumpah. “Jadi saya hanya punya waktu dua jam untuk menenun. Saya juga kan harus kasih makan babi, ke sawah. Sekarang waktu saya jadi banyak. Untuk timba air, yang bungsu ini pun bisa,” ungkapnya menunjuk anaknya yang masih TK. “Mau bagaimana lagi, Pak. Hidup kami tergantung dari kain ini. Bapak (suami) terlalu cepat “pergi” meninggalkan empat anak pada saya, dan saya harus besarkan mereka,” jelasnya lagi.



Jika Paulina menghasilkan empat lembar kain tenun dalam sebulan, dia akan mendapatkan uang sebanyak Rp1.600.000 dalam sebulan setelah dipotong harga benang Rp800.000. Satu lembar kain Rp600.000. Jumlah sebesar ini relatif cukup untuk biaya hidupnya dan menyekolahkan keempat anaknya. “Hanya dari sinilah kami hidup dan menyekolahkan anak. Sawah sering tidak berhasil. Hanya sedikit sawah saya. Saya ingin menyekolahkan anak-anak agar nanti mereka mengubah kehidupan kami,” ungkapnya sambil tangannya tetap dengan lincah memasukkan benang.



Sekadar informasi, hampir setiap rumah di daerah ini remaja putri dan ibu-ibu pandai dan rajin menenun kain Sumba. Jika ada ibu-ibu atau remaja yang tidak bisa menenun bisa dianggap sebagai “manusia malas”.



Andre Graff sang Insiator



Ketersediaan air bersih telah menjadi masalah besar bagi masyarakat di tempat ini sejak dulu kala. Dari generasi ke generasi mereka menghadapi hal ini. Tidak ada yang berinisiati menggali sumur. Pun pemerintah. Rakyat berjuang sendiri. Untungkah Andre Graff “kesasar” ke tempat ini sebagai turis dan kemudian tertambat sebagai tukang sumur.







Sebelum ke Sumba, hingga tahun 2003, André adalah pilot balon udara panas, pelatih pilot, pimpinan sebuah perusahaan pariwisata. Ia berhenti dari pekerjaannya karena menderita Lymd atau boreliose, sakit yang terjadi akibat serangan virus yang berasal dari serangga yang masuk ke aliran darah. Virus ini bisa mematikan syaraf otak dan menyebabkan kematian. Karena penyakit tersebut, ia berhenti bekerja, dan pada tahun 2004 ia datang ke Indonesia lalu mengunjungi NTT, termasuk Sumba.



Kehidupan André jauh dari kesan mewah. Ia hidup menjelata bersama penduduk. Yang membedakannya dengan masyarakat dari sisi fasilitas hanyalah bahwa dia memiliki kompor gas, menggunakan listrik tenaga matahari (solar system) atau diesel, dan laptop untuk mengakses internet kalau kebetulan dapat sinyal. “Inilah hidup saya. Saya tidak pilih hidup di Sumba tapi sekarang saya tidak bisa lari dan tidak mau lari juga.



Dalam obrollan ringan dengannya, Andre tak lupa menyampaikan terima kasih khusus kepada perusahaan pompa air Shimizu yang membantunya dengan berbagai peralatan seperti torn penampung air, selang, mesin diesel, molen pencampur semen dan sejumlah uang untuk tukang dan membeli material. “Mereka membantu saya dengan senang hati. Uang saya sendiri sudah habis. Tapi tidak apa-apa. Saya tetap bahagia sebab orang-orang ini sudah nikmati air bersih,” ungkap Andre usai peresmian proyek air bersih Karewe oleh wakil bupati Sumba Barat Reko Deta dan Presiden Komisaris Shimizu Rachman Sastra beberapa waktu lalu. Proyek yang didukung penuh oleh pompa air Shimizu ini hanya dua kilo meter dari PPWW.



Di kampung-kampung di Lamboya, Andre telah dianggap sebagai keluarga sendiri. Dia bahkan mendapat nama kehormatan “Amae Nodu“ dari kepala adat setempat. Setiap kali ia lewat di jalan atau saat masuk ke kampung-kampung, anak-anak akan selalu memanggilnya “Amae Nodu…!” Andre pun dengan ramah menjawab mereka, “Apa kabar”. Kadang ia menggunakan bahasa Lamboya. Dengan begitu masyarakat benar-benar menerimanya. Terima kasih Andre!



Dikutip dari : sosbud.kompasiana.com

<span style="display:block; text-align:center;">
<div class="spoiler">Spoiler for Foto Andre Graff:
<div id="bbcode_spoiler_content" style="margin: 0px; padding: 6px; border: 1px solid #CCC;background: #EEE;color:#000;"><div class="content_spoiler_571ae66e15bef" id="bbcode_inside_spoiler" style="display: none;background: #EEE;">


Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:12 PM.


no new posts