Romo Loogman Tutup Usia

[filmhorror]

Kamis, 11 Maret 2010 | 03:39 WIB



Purworejo, Kompas - Romo Loogman atau Romo Hendrikus Handoyo Loogman MSc (73), ahli pengobatan alternatif radiesthesia, tutup usia di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta, Selasa (9/3) pukul 08.00. Dari diagnosis dokter, almarhum meninggal karena kelelahan otot jantung dan kurang asupan oksigen dalam darah.



Misa rekuiem untuk almarhum diselenggarakan di Gereja Santa Perawan Maria, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (10/3) pukul 19.00. Hari Kamis pagi, jenazah dimakamkan di Pemakaman Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah.



Bruder Maxi Dumanauw MSc yang mendampingi almarhum di saat-saat terakhir, Rabu, menuturkan, kesehatan Romo Loogman menurun sejak Jumat (5/3). Ketika itu badannya terlihat lemas. Pada Sabtu (6/3), kondisinya makin memburuk sehingga Romo Loogman hanya mampu makan dengan disuapi di meja makan. Hari Minggu lalu Romo Loogman tidak mampu bangun dari tempat tidur karena lemah dan demam tinggi.



Karena menolak dibawa ke rumah sakit, dokter didatangkan ke kediamannya. Dokter mendiagnosis, Romo Loogman menderita hipertensi, diabetes melitus, dan terduga stroke. �Dokter menyarankan agar Romo segera dibawa ke rumah sakit,� katanya.



Pada Senin (8/3) pagi, Romo Loogman dibawa ke RS Panti Rapih, Yogyakarta. Dari hasil CT scan tidak ditemukan ada penyumbatan atau perdarahan pada otak. Kendati demikian, dengan mempertimbangkan kondisi tubuh yang lemah, Romo Loogman dirawat di ruang intensive care unit (ICU).



Namun, kesehatan Romo Loogman tidak kunjung membaik. Tekanan darahnya terus menurun hingga mengembuskan napas terakhir hari Selasa.



Romo Loogman adalah perintis pengobatan alternatif radiesthetik medik, yaitu teknik pengobatan yang mengandalkan kepekaan pengobat untuk mendeteksi penyakit melalui gelombang elektromagnetik. Romo Loogman pertama kali mengobati pasien tahun 1972 di Tegal dan selanjutnya dikembangkan di Purworejo. Klinik pengobatan dengan metode ini dibuka di Purworejo, dan Bogor, Jawa Barat.



Ketua Lembaga Radiesthetik Medik Romo Tarcisius Wignyosoemarto MSc mengatakan, selama hidup, Romo Loogman selalu membagikan ilmunya kepada orang lain. (EGI)



Sumber: Romo..Loogman.Tutup.Usia



Romo Loogman Dimakamkan di Kaliori



Kamis, 11 Maret 2010 | 18:27 WIB



BANYUMAS, KOMPAS.com - Romo Hendrikus Handoyo Loogman MSC yang wafat Selasa kemarin di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, dimakamkan di Mausoleum Sasana Nirmalabhawa, Goa Maria, Kaliori, Kabupaten Banyumas, Kamis (11/3).



Jenazah pastor yang lahir 8 Januari 1937 ini, ditempatkan di dalam kolom ke-16 dari 63 kolom yang tersedia di mausoleum.



Selama hidupnya Romo Hendrikus Loogman dikenal sebagai ahli pengobatan alternatif radiesthesia. Keahliannya itu mulai dia sebarkan kepada murid-muridnya pada tahun 1975 di Purworejo hingga ia tutup usia pada usia 73 tahun.



Upacara pemakaman dipimpin oleh Ketua Misionarii Sacratissimi Cordis Iesu Jawa Tengah Romo Siswanto MSC, dengan didampingi Romo M Seko Suwandi PR. Sebelumnya, perayaan ekaristi pemberangkatan jenazah telah dilaksanakan di Gereja Paroki Purworejo.



Upacara pemakaman ini tak hanya dihadiri umat Katolik, tetapi juga dihadiri oleh Bupati Mardjoko dan Kepala Kepolisian Resor Banyumas Ajun Komisaris Besar Panca Putra.



Romo Siswanto mengatakan, bahwa Romo Hendrikus Loogman telah sampai pada perjalanan hidupnya. Namun kematiannya bukan akhir perjalanan hidupnya karena dia akan bangkit lagi bersama Yesus Kristus pada akhir zaman nanti. "Oleh karena itu kematiannya tidak perlu ditangisi," lanjutnya.



Sumber: Romo.Loogman.Dimakamkan.di.Kaliori.



Selamat jalan Romo Loogman