Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
kumisfauzi's Avatar
kumisfauzi kumisfauzi is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: May 2012
Posts: 4,186
Rep Power: 19
kumisfauzi mempunyai hidup yang Normal
Default �������- [Tahukah Agan?] BARUS adalah Kota Tertua di Nusantara -�������





Tidak banyak orang mengetahui bahwa sesungguhnya Barus merupakan sebuah kota yang banyak menyimpan rahasia.

Sejak awal abad pertama Masehi, kawasan Barus Raya, yang berada di Pantai Barat Sumatera (Sumatera Utara), diyakini menempati posisi penting dalam sejarah perdagangan internasional.



Hasil penelitian dengan pendekatan arkeologi-sejarah (historical archaelogy) di situs Lobu Tua menunjukkan, banyak fakta temuan akhirnya menuntun para ahli pada kesimpulan bahwa kawasan ini telah berperan sebagai pusat bandar niaga internasional selama berabad-abad. Berita tentang eksistensi Barus sebagai bandar niaga, ditandai oleh sebuah peta kuno abad ke-2 yang dibuat oleh

Claudius Ptolemeus, seorang gubernur di Kerajaan Yunani yang berpusat di Alexandria, Mesir.



Di sana disebutkan bahwa di pesisir Barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barossai yang menghasilkan parfum (wewangian), yang dikenal sebagai produsen kapur barus. Komoditas ini sangat disukai dan menjadi komoditas penting untuk kawasan Asia dan Eropa.



Dengan sedikit gambaran tadi ada 3 hal temuan yang terpenting dari Barus, yaitu:



1. Barus, kota pertama masuknya agama Kristen di Indonesia.

2. Barus, kota pertama masuknya agama Islam di Indonesia.

3. Barus, kota tertua di Indonesia
.




[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 1. Barus, kota pertama masuknya agama Kristen di Indonesia:








Sekelompok penyebar agama Kristen Sekte Nestorian dari Konstantinopel, pusat Kerajaan Byzantium Timur, menjejakkan kakinya di Barus. Kelompok itu diperkirakan datang sekitar tahun 600 M dan mendirikan gereja pertama di desa Pancuran (Fansur), Barus. Tidak berapa lama berselang kemudian hari datang juga para pedagang Arab ke Barus dan mereka membawa agama Islam ke Barus.



Menurut Prof. W.B. Sijabat, orang Kristen Nestorian telah masuk ke Barus dalam abad VII M. Barus atau Fansur ini dicatat oleh seorang penulis Kristen Nestorian bernama Shaik Abu Saleh al Armini dalam satu dokumen penting dalam bahasa Arab yang ditulis dalam abad XII M dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tahun 1895. Di dalam dokumen ini dicatat bahwa telah ada

orang Kristen Nestorian sejak abad ke-7 di Fansur, Barus (Sijabat,

2007:34-35).



Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia juga memercayai sejak tahun 645 Masehi di daerah Barus telah masuk umat Kristen dari sekte Nestorian. Keyakinan tersebut didasarkan pada buku kuno tulisan Shaikh Abu Salih al-Armini. Sementara itu, penjelajah dari Armenia Mabousahl mencatat bahwa pada abad ke-12 telah terdapat Gereja Nestorian di Barus (Kompas, 01/04-2005).












Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 2. Barus, kota pertama masuknya agama Islam di Indonesia:








Pedagang Arab memasuki Barus sekitar 627-643 M atau sekitar tahun 1 Hijriah, dan menyebarkan agama Islam di daerah itu. Ada juga utusan Khulafaur Rasyidin, bernama Syekh Ismail akan ke Samudera Pasai dan singgah di Barus, sekitar tahun 634 M. Sejak itu, tercatat bangsa Arab (Islam) mendirikan koloni di Barus. Bangsa Arab menamakan Barus dengan sebutan Fansur atau

Fansuri, misalnya oleh penulis Sulaiman pada 851 M dalam bukunya �Silsilatus Tawarikh.� (Wanti, 2007).



Baru pada tahun 1978, sejumlah arkeolog dipimpin Prof. Dr. Hasan Muarif Ambary melakukan penelitian terhadap berbagai nisan makam yang ada di sekitar Barus. Pada penelitian terhadap nisan Syekh Rukunuddin, arkeolog juga pengajar di Universitas Airlangga Surabaya dan guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, meyakini bahwa Islam sudah masuk sejak tahun 1 Hijriah. Hal itu berdasarkan pada perhitungan yang menguatkan pendapat

sejarawan lokal Dada Meuraxa yang didukung sejumlah sejarawan lainnya bahwa tulisan pada nisan makam Syekh Rukunuddin itu tahun 48 Hijriah.



Pengukuhan itu dikuatkan lagi dalam seminar pada 29-30 Maret 1983 di Medan menyimpulkan Barus merupakan daerah pertama masuknya Islam di Nusantara. (Wanti, 2007).







Perhitungan masuknya Islam di Barus itu didukung pula dengan temuan 44 batu nisan penyebar Islam di sekitar Barus bertuliskan aksara Arab dan Persia. Misalnya batu nisan Syekh Mahmud di Papan Tinggi. Makam dengan ketinggian 200 meter di atas permukaan laut itu, menurut Ustadz Djamaluddin Batubara,

hingga kini ada sebagian tulisannya tidak bisa diterjemahkan. Hal itu disebabkan tulisannya merupakan aksara Persia kuno yang bercampur dengan aksara Arab.



Seorang arkeolog dan ahli kaligrafi kuno Arab dari Prancis

Prof. Dr. Ludwig Kuvi mengakui Syekh Mahmud berasal dari Hadramaut, Yaman, merupakan ulama besar. (Wanti, 2007).



Berdasakan buku Nuchbatuddar karya Addimasqi, Barus juga dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad 7 Masehi. Sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus, di batu nisannya tertulis

Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas Muslim di Barus sudah ada pada era itu (Kompas, 01/04-2005).

Menurut literatur kuno Tiongkok, sekitar tahun 625 Masehi telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir Sumatera (Barus). Jadi hanya 9 tahun sejak Nabi Muhammad SAW memproklamirkan dakwah Islam secara terbuka, di pesisir Sumatera sudah terdapat sebuah perkampungan Islam. Secara ringka dapat dipaparkan sebagai berikut: Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama

di tahun 610 M, dua setengah tahun kemudian menerima wahyu kedua (kuartal pertama tahun 613 M), lalu tiga tahun lamanya berdakwah secara diam-diam�periode Arqam bin Abil Arqam (sampai sekitar kuartal pertama tahun 616 M), setelah itu baru melakukan dakwah secara terbuka dari Makkah ke seluruh Jazirah Arab.



Demikian hasil temuan G.R. Tibbets yang telah melakukan penelitian dengan tekun. Temuan ini diperkuat Prof. Dr. HAMKA yang menyebut bahwa seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan satu kelompok bangsa Arab yang membuat kampung dan berdiam di pesisir Barat Sumatera. Ini sebabnya, HAMKA menulis bahwa penemuan tersebut telah mengubah pandangan orang tentang sejarah masuknya agama Islam di Tanah Air. HAMKA juga menambahkan bahwa temuan ini telah diyakini kebenarannya oleh para pencatat sejarah dunia Islam di Princetown University di Amerika (Ridyasmara, 2006).












[spoiler=open this] for 3. Barus, kota tertua di Indonesia:








Barus amat mungkin merupakan kota tertua di Indonesia mengingat dari seluruh kota di Nusantara, hanya Barus yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal Masehi oleh literatur-literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia, China, dan sebagainya. Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus,

salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus. Bahkan dikisahkan pula bahwa kapur

barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk digunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5. 000 thn Sebelum Masehi (Kompas, 01/04-2005).







Sebuah Tim Arkeolog yang berasal dari Ecole Francaise D�extreme-Orient (EFEO) Prancis bekerjasama dengan peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) di Lobu Tua, Barus, telah menemukan bahwa pada sekitar abad 9-12 Masehi, Barus telah menjadi sebuah perkampungan multi-etnis dari berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak,

Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya. Tim tersebut menemukan banyak benda-benda berkualitas tinggi yang usianya sudah ratusan tahun dan ini menandakan dahulu kala kehidupan di Barus sangatlah makmur (Kompas, 01/04-2005).



Prasasti yang ditemukan di Lobu Tua, Barus dibuat tahun 1088 dalam bahasa Tamil. Prasasti itu menyebutkan bahwa paling sedikit semenjak abad ke-11, telah bermukim di kota Barus sebuah koloni bangsa Tamil. Menurut batu Lobutua itu, mereka tergabung dalam sebuah perusahaan, terkenal dengan nama �kelompok 500″ yang tidak asing lagi bagi orang-orang India waktu itu.

Perusahaan swasta yang mereka wakili, merupakan perusahaan dagang cuku kuat, merdeka dalam tindakan dan tidak gampang tunduk pada salah satu raja yang berkuasa di sekitar Barus. Mereka yang berdiam di Barus inilah yang membeli beberapa hasil dari rakyat (terpenting tentu saja kapur barus) untuk diekspor ke luar negeri (Kompas, 01/04-2005).



Sebagai pelabuhan niaga samudera, Barus (Lobu Tua) diperkirakan sudah ada sejak 3.000 tahun sebelum Masehi. Bahkan, ada memperkirakan lebih jauh dari itu sekitar 5.000 tahun SM. Perkiraan akhir itu, didasarkan pada temuan bahan pengawet dari berbagai mummy Fir�aun Mesir Kuno salah satu pengawetnya

menggunakan kamfer atau kapur Barus.



Getah kayu kamfer yang paling baik kualitasnya, kala itu hanya ditemukan di sekitar Barus. Sejarawan era kemerdekaan Prof. Mr. Mohamad. Yamin, SH memperkirakan perdagangan rempah-rempah di antaranya kamfer, sudah dilakukan pedagang Nusantara sejak 6.000 tahun lalu ke berbagai penjuru dunia. Lebih ke depan dari perkiraan itu, berdasarkan arsip-arsip tua berasal dari kitab suci.



Misalnya dala Perjanjian Lama, menceritakan Raja Salomo memerintahkan rakyatnya melakukan perdagangan dan membeli rempah-rempah hingga ke Ophir. Ophir patut diduga sebagai Lobu Tua, Barus. Peradaban lain sempat menyentuh emporium Barus,

adalah Yunani yang diperkirakan para pedagangnya mengunjungi Barus di awal-awal Masehi. Seorang pengembara Yunani, Claudius Ptolomeus, mencatat perjalanannya hingga ke Barousai, sekitar tahun 70 Masehi.



Pencatat sejarah Yunani itu menyebutkan bahwa selain pedagang Yunani, pedagang Venesia, India, Arab dan Tiongkok juga lalu lalang ke Barus untuk mendapatkan rempah-rempah (Waspada, 26/06-2007).











Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:37 PM.


no new posts