FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Pertama tolong di ![]() ![]() ![]() Dalam thread ini, ane bakal menceritakan sebuah bagian dalam film: "The Pacific" episode perang "Okinawa" Dalam sejarah Perang Pasifik (1941-1945), pertempuran Okinawa dikaitkan dengan pertempuran kembar Iwojima-Okinawa. Kedua pulau ini, masuk ke dalam wilayah teritorial Jepang (bukan jajahannya) anggapnya kaya Pulau Seribunya Jakarta. Kenapa Marinir AS bertempur disana ? Hal ini dikarenakan kedua pulau itu strategis untuk dijadikan pangkalan udara AS yang akan sangat membantu dalam mem-bom kota-kota di Jepang, dan memaksanya menyerah. Karena keinginan AS untuk menjadikan pangkalan udara, tentunya tentara Jepang akan mempertahankannya mati-matian, dan melakukan berbagai cara. Dalam thread ini, ane akan membahas, salah satu cara yang TIDAK PATUT dilakukan oleh militer yaitu: "Bom Hidup" Dalam seri The Pacific, dengan jelas, marinir AS mendengar dan melihat serombongan sipil yang menuruni suatu lereng yang diapit 2 tebing. Marinir pun kesana untuk mengamankan sipil yang didominasi oleh wanita. Ada suatu kejanggalan yang membuat para marinir yang sudah berada di lokasi bingung, dan mencurigai seorang wanita sipil. Pertama, ia menyerahkan bayinya ke pihak marinir sambil menangis dan memohon-mohon (dalam bahasa Jepang). Hal ini membingungkan para marinir. Kedua, wanita itu berusaha menarik perhatian marinir untuk melihat perutnya. Ketiga, tatkala sipil lainnya cepat-cepat berlindung dibawah pengamanan marinir, tiba-tiba wanita itu berhenti di tengah jalan. Dan akhirnya, tampaklah sebuah BOM disana, dan wanita itu meledak, serta membuat para marinir panik. Setelah bom meledak, turunlah tentara Jepang dari lereng dimana sipil berjalan menuruni lereng di depan, seakan-akan sipil atau lebih tepatnya warga sebangsa mereka sendiri dijadikan sandera. Selain itu, tentara Jepang yang menuruni lereng, dilindungi pula oleh seorang " Machine Gun", sehingga makin paniklah AS, mengingat mereka harus melindungi sipil sambil menembaki tentara Jepang. Kontak tembak pun tak terhindarkan, dan pastinya, sipil menjadi korban karena tertembak dari 2 arah yang berlawanan. Dari depan ditembak oleh marinir yang bermaksud menembaki tentara, dan dari belakang ditembaki Jepang yang bermaksud menembaki marinir. Setelah pertempuran di lereng selesai, para marinir cepat-cepat lari ke garis pertahanannya karena adanya tembakan mortar dari Jepang. Kesimpulan: 1. Wanita Bom. Jelas sekali wanita ini dipaksa oleh tentara Jepang menjadi bom hidup. Ia menangis dan memohon kepada marinir untuk merawat bayinya. Maksud tentara Jepang jelas. Apabila wanita ini diungsikan ke tengah-tengah marinir, dan bom meledak, maka pasukan AS akan terpencar sehingga mudah ditembaki, ketimbang jika mereka bergabung dan membentuk kesatuan. Untungnya wanita ini bijak, karena AS menjamin keselamatan sipil, sehingga ia meledak di garis depan, bukannya di tengah. 2. Sipil lainnya. Mereka dijadikan "Tameng hidup" karena mereka berjalan di depan, sementara tentara Jepang menembaki AS dari belakang dan berlindung dibelakang warga sipil. Nyata sekali taktik ini banyak digunakan di zaman sekarang, terutama dalam konflik Libya tahun lalu, dimana Khadaffi sendiri secara terang-terangan menyatakan rakyat Libya adalah perisai hidupnya dari serangan udara NATO Inilah gan perang, dimana warga sipil selalu menjadi korban dalam tiap peperangan. Perang pasti tidak hanya melibatkan kaum militer, tapi kaum sipil ikut terseret dalam peperangan pula videonya gan: Terkait:
|
![]() |
|
|