Jakarta macet total pada 2014!! Begitulah prediksi Royke Lumowaa saat masih menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Waktu itu ia beralasan kalau pertumbuhan kendaraan di ibukota itu 700 unit setiap hari, maka jalanan di Jakarta sudah tak mampu lagi menampung kendaraan-kendaraan tersebut. Berdasarkan data dari Dishub DKI Jakarta tahun 2010, pertumbuhan kendaraan mencapai 1.172 unit setiap hari. Sedangkan di tahun 2011, pertumbuhan naik sebesar 11,26 persen. Ditlantas Polda Metro Jaya mengungkapkan, jumlah kendaraan yang lalu lalang di jalanan ibukota tahun kemarin sebanyak 13.347.802 dan Republika baru-baru ini memberitakan bahwa di tahun 2012 ini akan ada 1,3 juta kendaraan baru di Jakarta! Coba hitung berapa jumlah pertumbuhan kendaraan per hari tahun ini dan berapa jumlah semua kendaraan di tahun 2014 mendatang jika angka pertumbuhan terus seperti itu tiap tahunn.
Melihat data-data tersebut, bukan tidak mungkin prediksi Royke Lumowaa akan menjadi kenyataan. Gubernur Fauzi Bowo pernah meluncurkan 7 program utama untuk mengatasi kemacetan. Tujuh program tersebut antara lain:
1. Pemaksimalan penggunaan transportasi publik berbasis rel dan bus (BRT).
2. Pembanggunan jalan-jalan tembus
3. Pembangunan jalan layang tol dan umum
4. Penambahan ruas jalan baru
5. Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT)
6. Pembangunan jalan terowongan
7. Pembatasan kendaraan
Program tersebut adalah program jangka panjang sehingga hasil yang diharapkan mungkin baru bisa dirasakan 2-3 tahun mendatang. �Sang Ahli� mengatakan bahwa salah satu kendala yang harus dihadapi pemerintah adalah masalah dana jika ingin menuntaskan semua program, terutama MRT.
Menengok beberapa tahun ke belakang, sudah banyak sekali program yang dicanangkan guna mengatasi kemacetan di Jakarta. Ada program jalan three in one yang mudah sekali disiasati dengan banyaknya joki, proyek monorel yang akhirnya terpaksa terhenti, bus transjakarta yang suka atau tidak malah terkadang menambah kemacetan dan perbaikan sarana transportasi umum yang sudah ada yang terkesan tidak serius. Selain itu, ada juga usulan-usulan sebagai solusi kemacetan seperti ide soal penggunaan ganjil-genap plat nomor kendaraan, pembatasan angkot, dan yang terbaru adalah program ERP atau Electronic Road Pricing.
Di antara usulan-usulan tersebut, pemerintah DKI Jakarta sangat percaya pada program ERP yang rencananya akan diterapkan tahun 2012 ini. Teknologi ERP diadopsi dari negara-negara Eropa yang juga ingin membatasi penggunaan kendaraan pribadi dan berharap warganya mau beralih ke transportasi umum agar kemacetan bisa dikurangi. Teknologi ini cukup berhasil di negara-negara seperti Swedia, Inggris dan negara tetangga Singapura. Namun perlu diingat bahwa transportasi publik di negara-negara maju tersebut sudah lebih mumpuni dibandingkan dengan kondisi di negara Indonesia. Andrew Pickford, seorang ahli teknologi transportasi kenamaan dari Inggris, sudah mengingatkan bahwa sebuah negara wajib meningkatkan mutu sarana angkutan umum sebelum menerapkan teknologi ERP agar berhasil.
Bagaimana dengan penerapan di Jakarta kelak? Mengingat masih buruknya kondisi transportasi publik saat ini, tampaknya program ini akan banyak menemui hambatan. Berikut ini gambar-gambar kemacetan di Jakarta yang kian parah tiap harinya.