FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Tunggu Walikota yang ngaret, Peserta Upacara Pembukaan MOS Berjatuhan Kediri - Gara-gara terlalu lama menunggu kedatangan walikota, sedikitnya 20 siswa baru SMP dan SMA di Kota Kediri yang tengah mengikuti upacara pembukaan Masa Orientasi Siswa Baru (MOS) jatuh pingsan. Mereka pingsan diduga karena terlalu lama berdiri dan kepanasan. Melihat satu persatu peserta MOS mulai SMP dan SMA berjatuhan, membuat petugas Palang Merah Remaja kelabakan memberikan pertolongan pada peserta pingsan. Guna menghindarai banyaknya peserta jatuh pingsan, akhirnya petugas PMR berjaga-jaga di tengah-tengah barisan dan langsung memberikan pertolongan bagi yang mengeluh sakit. Dari pengamatan detiksurabaya.com, Senin (11/7/2011), para peserta yang jatuh pingsan mengaku kecapekan karena terlalu lama berdiri mengkuti gladi bersih sejak pukul 06.00 WIB. Usai gladi bersih, para siswa pun menunggu kedatangan Walikota Kediri yang dijadwalkan akan tiba di lokasi pada 06.30 Wib. Namun hingga 2 jam, Walikota yang menjadi inspiktur upacara belum juga datang. Walikota sendiri baru tiba di lokasi upacara pukul 09.00 WIB. "Kepala saya pusing dan perut rasanya mual-mual. Sebenarnya saya tadi udah sarapan sedikit, karena tergesa gesa berangkat pagi. Tapi saya tidak kuat berdiri lama di kepanasan," kata Zaki Pratama satu siswa pingsan kepada detiksurabaya.com. Zaki mengaku diperintah guru untuk berangkat pagi, karena kedatangan walikota dijadwalkan sangat pagi. Menanggapi banyaknya peserta MOS yang pingsan, Walikota Kediri Samsul Azhar menilai hal itu sebagai latihan para siswa baru supaya mentalnya kuat. "Sama dengan saya, saat bersepeda naik gunung. Kalau melihat ke depan bisa pingsan sebelum sampai ke atas sana. Tapi kalau kita melihat kita harus sampai ke atas ya tidak akan pingsan, itu namanya latihan mental," jelas Samsul Azhar kepada detiksurabaya.com. (bdh/bdh) Orang Tua Kritik BOS, 2 Siswa Dikeluarkan MALANG � Ironi pendidikan muncul pada musim tahun ajaran baru di Kabupaten Malang.Hanya gara-gara orang tua mengkritik manajemen sekolah, dua anaknya yang masih duduk di kelas 2 SDN 4 Sitirejo,Kecamatan Wagir,Kabupaten Malang, dikeluarkan dari sekolah. Kedua siswa kembar tersebut bernama Yoga Prakoso dan Yogi Prakoso.Mereka adalah anak pasangan Lilis Setyowati dan Tofan, warga Dusun Tenggulunan, Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir,Kabupaten Malang. Kemarin pagi, Lilis diberi surat oleh pihak sekolah yang meminta kedua anaknya agar dipindah ke sekolah lain karena beberapa alasan. � Mungkin karena saya tidak mau mencabut laporan terkait pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS),jadi dicarilah alasan lain untuk bisa mengeluarkan anak saya dari sekolah,� ujarLilisSetyowatisaatmelaporkan kasus tersebut ke Bupati Malang Rendra Kresna di Pendapa Pemkab Malang kemarin. Surat yang menyatakan Yoga dan Yogi dikeluarkan dari sekolah diterima sekitar pukul 10.00 WIB kemarin pagi. Lilis lantas meminta bantuan wakil dari Lumbung Informasi Rakyat (LIRa) Malang, M Zuhdi Ahmadi. Selanjutnya mereka melaporkan kejadian itu kepada Bupati Malang Rendra Kresna. Sayangnya, Bupati Rendra Kresna sedang tidak ada di kantornya. Persoalan ini sebenarnya mencuat sejak setahun lalu. Saat itu Lilis melaporkan dugaan penyelewengan dana BOS kepada Dinas Pendidikan (Dindik) dan Inspektorat Kabupaten Malang. Bukan mendapat sambutan hangat sebagai peniup peluit, Lilis malah mendapat intimidasi dari sekolah agar mencabut laporan tersebut. Ancaman itu tidak main-main. Di depan para wali murid, Kepala SD Negeri 4 Sitirejo Imam Sodiqin bahkan mengintimidasi Lilis jika tidak mencabut laporan tersebut, 25 Februari 2011. Persoalan tidak berhenti di situ. Imam Sodiqin bahkan melaporkan Lilis ke Polsek Wagir karena dianggap sebagai provokator. Sebanyak 39 wali murid ikut melaporkan dugaan penyimpangan BOS tersebut.Para orang tua siswa tersebut sempat dirayu oleh sang kasek. �Sekarang 39 wali murid yang awalnya bersama saya dan mendukung saya sekarang malah memusuhi saya dan mengolok-olok saya sebagai provokator dan segala macam. Sekarang malah anak saya diusir agar pindah ke sekolah lain,�ungkap Lilis. Selain melaporkan kasus BOS tersebut, Lilis juga mengkritik berbagai kebijakan sekolah. Di antaranya ada dugaan pungutan uang masuk sekolah Rp300.000, biaya formulir Rp10.000, biaya les Rp20.000/ bulan, serta uang Rp10.000/ siswa untuk mengganti VCD sekolah yang hilang. Bila dijumlah, uang pengganti VCD tersebut terkumpul Rp1.800.000 dari total 180 siswa. Meski diusir, Lilis tetap akan menyekolahkan anaknya di SDN 4 Sitirejo. Alasannya, kritik yang ditujukan kepada sekolah untuk perbaikan manajemen. Sementara itu, Kepala SD Negeri 4 Sitirejo Imam Sodiqin membantah telah mengeluarkan Yoga dan Yogi dari sekolah. Dia mengaku hanya meminta agar kedua siswa tersebut dipindahkan ke sekolah lain karena beberapa alasan.Di antaranya karena orang tuanya menuding pihak sekolah tidak disiplin dalam hal baju siswa, sekolah yang tidak berstandar internasional, jam belajar tidak tertib, sekolah kotor, serta guru mengajar yang tidak wajar. �Saya tidak ada sakit hati gara-gara dulu dilaporkan masalah BOS.Ini murni kemauan para guru dan wali murid lain, bukan hanya saya. Saya menuruti kemauan para guru dan wali murid yang sudah tidak kerasan dengan sikap wali murid ini,�ungkapnya. Seharusnya bila tidak senang dan tidak kerasan anaknya belajar di lembaga yang dikelolanya, lebih baik keluar atau pindah. Surat yang dibuatnya juga berdasarkan kemauan para wali murid dan guru lainnya.Soal laporan Lilis yang menyatakan dia pernah mengintimidasi, Imam Sodiqin mengatakan, hal itu merupakan fitnah belaka. Dia mengaku tidak pernah melontarkan perkataan tersebut. Dikonfirmasi melalui telepon seluler,Bupati Malang Rendra Kresna menyatakan,dirinya telah memerintahkan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Dindik setempat untuk menyelidiki kebenaran surat tersebut.Tidak ada kaitannya sikap kritis seorang wali murid dengan tindakan mengeluarkan peserta didik. �Masak wali murid kritis,anaknya dikeluarkan. Saya masih menunggu laporan dari BKD dan Dindik terkait masalah itu,�ungkapnya. ![]() Gimana Indonesia mau maju kalo pemimpinnya seperti ini!!!!! ![]() ![]() Terkait:
|
![]() |
|
|