
27th May 2012
|
 |
Ceriwis Lover
|
|
Join Date: May 2012
Posts: 1,797
Rep Power: 16
|
|
Hidup Terlalu Berarti Untuk Diakhiri
[/quote]
Quote:
Pertama-tama tolong di 
Kedua-dua, jika berkenan, ane menerima 
|
Quote:
Jakarta - Hidup ini memang tidak mudah. Bagi banyak orang bahkan hidup dianggap sangat kejam. Begitu banyak tantangan dan tuntutan kehidupan yang semakin hari semakin kompleks saja. Sementara kepedulian terhadap sesama semakin rendah. Masing-masing orang sibuk dengan urusan dan dirinya sendiri. Maka tidak heran bila depresi menjangkiti siapa saja.
Mereka yang tidak kuat menahan gempuran depresi, bunuh diri pun menjadi pilihan instan. Seolah dengan bunuh diri semua persoalan yang dihadapi terselesaikan. Sama dengan depresi yang bisa menyerang siapa saja, demikian pula dengan bunuh diri. Bunuh diri bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja.
Ada anak usia Sekolah Dasar (SD) yang gantung diri karena tidak bisa sekolah. Ada ibu dan anak bunuh diri bersama karena tidak tahan lagi menghadapi kemiskinan. Ada anggota Brimob minum Baygon berdua pacarnya di penginapan. Ada remaja bunuh diri karena putus cinta. Ada PRT gantung diri karena hamil. Di luar negeri, ada juga jenderal bunuh diri karena ketahuan melakukan korupsi.
|
Quote:
Bila dicermati, angka bunuh diri ini akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan. Tiap hari selalu saja ada berita orang bunuh diri. Di Indonesia, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang dihimpun tahun 2005-2007 sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri. Itu baru data 2005-2007, bisa dibayangkan, pada 2011 sekarang pastinya mengalami peningkatan.
Untuk di Jakarta misalnya, data Polda Metro Jaya pada 2010 memperlihatkan bila setiap dua hari sekali ada orang melakukan bunuh diri. Data tersebut diperoleh dari data rata-rata jumlah orang bunuh diri di Jakarta. Di Ibukota, angka bunuh diri naik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 kejadian bunuh diri mencapai 165 kasus. Pada 2010, angka bunuh diri meningkat menjadi 176 kasus. Artinya setiap bulan ada 12-14 kasus bunuh diri atau setiap dua hari sekali ada orang yang bunuh diri di ibukota ini.
Bagi orang yang tinggal di Jakarta tentu akan sangat merasakan betapa Jakarta sungguh tidak ramah. Jakarta kota yang kejam. Data Kemenkes tahun 2008, gangguan mental emosional di Jakarta lebih tinggi dari angka nasional. Gangguan mental untuk Jakarta 14,1 persen sedangkan nasional 11,6 persen. Padahal di kota inilah banyak orang mengejar impian. Banyak orang meninggalkan kampung halaman dan memilih hidup di Jakarta demi mimpinya. Maka tidak aneh bila orang bilang semua orang Jakarta hidup dalam ketergesaan mengejar mimpinya.
Di rumah, di jalan, semua orang terburu-buru, tidak sabaran dan mudah marah. Meski katanya orang Indonesia adalah orang yang ramah, itu rupanya tidak berlaku bagi warga Jakarta. Makian, kemarahan dan sumpah serapah nyaris menjadi menu harian bagi warga kota metropolitan ini. Di tengah hidup yang keras itu, sama seperti nasi, mimpi pun tidak mudah dibeli di kota ini. Di sisi lain, sejajar dengan menjulangnya gedung-gedung tinggi, individualisme pun begitu tinggi.
Orang-orang lalu teralienasi, merasa kesepian, sendirian, tidak punya teman untuk berbagi kesedihan, harapan atau sekadar untuk bercerita. Banyak orang yang kemudian tidak tahu kepada siapa ia harus mengadu atau memberi tahu bahwa ia butuh pertolongan. Lantas tiba-tiba saja muncul berita mahasiswi nan cantik terjun dari apartemennya yang tinggi, seorang ABG menggantung diri karena tidak bisa bayar sekolah. Kemudian tahu-tahu kasus yang sama terjadi lagi, lagi dan lagi. Tahu-tahu jumlah angka bunuh diri makin tinggi.
|
Quote:
Bagaimana caranya agar angka bunuh diri bisa ditekan? Salah satu kuncinya yakni dengan kepedulian. Pemerintah yang peduli pada rakyatnya akan menghilangkan kemiskinan, meningkatkan pendidikan dan menyediakan fasilitas kota yang manusiawi. Dengan demikian tingkat depresi bisa berkurang. Namun kita tentu tahu tidak bisa menyerahkan semua-semuanya pada pemerintah.
Individu, keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat lebih bisa diandalkan untuk berperan mencegahnya. Keluarga, lingkungan dan sekolah yang baik semestinya mampu menumbuhkan pemahaman bahwa hidup terlalu berarti untuk diakhiri. Selain itu juga mampu menumbuhkan rasa saling peduli. Dengan adanya kepedulian, seseorang akan merasa tidak sendirian menanggung beban. Kepedulian akan membantu orang untuk sadar setiap masalah pasti ada jalan keluar.
[/spoiler][spoiler=open this] for sumber:
|
Quote:
1. Tolong di jika nice info
2. Tolong tinggalkan comment
3. Ane menerima jika info ini bermanfaat
|
Quote:
Kunjungi thread Danbo ane
[UPDATE] {CerFot (Cerita Foto) "Danbo's Story"} (page 10)
|
[quote]
Thread ane yg lain:
1. 10 laptop teraneh di dunia
2. 41 yang TER- di Indonesia
3. Seseorang bangga dipanggil "INDONESIA" dalam sidang di forum INTERNASIONAL
4. Daripada dicabeinsi,, Mending BBM Naik Tapi Transportasi Umum Baik
5. Hidup Terlalu Berarti Untuk Diakhiri
|