Damaskus - Pergolakan yang terjadi di Suriah terus mendapat perhatian dari Sekjen PBB Ban Ki-moon. Ban pun mencoba menelepon Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk membahas situasi tersebut. Namun Assad tidak mau berbicara dengan pemimpin badan dunia itu.
Juru bicara PBB Martin Nesirky mengatakan, Ban mencoba menelepon Assad pada Kamis, 9 Juni waktu setempat. Namun Ban diberitahu bahwa Assad tidak berada di tempat.
Hal itu disampaikan Nesirky kepada para wartawan di markas besar PBB di New York, seperti dilansir kantor berita
AFP, Sabtu (11/6/2011).
Setidaknya 1.000 orang telah tewas sejak aksi demonstrasi besar-besaran melanda Suriah pada Maret lalu. Sejak pergolakan tersebut, Ban kerap mengkritik Assad terutama mengenai kekerasan yang dilakukan aparat Suriah terhadap para demonstran.
Dalam statemennya, Ban menekankan bahwa "penggunaan kekerasan militer terhadap warga sipil tak bisa diterima". Ban juga menyampaikan keprihatinannya atas banyaknya korban jiwa warga sipil, khususnya setelah operasi militer Suriah di Kota Jisr al-Shughur.
Sejak pergolakan di Suriah, Ban telah tiga kali menelepon Assad untuk mengkritik pemimpin Suriah itu. Bahkan bulan lalu, Assad sempat mengeluh pada Ban: "Kenapa Anda terus menelepon saya?"
Dalam sebuah percakapan telepon, Assad pernah berjanji akan mengizinkan para penyidik HAM PBB untuk menyelidiki insiden-insiden kekerasan di kota-kota yang dilanda demo seperti Daraa. Namun hingga kini tim badan dunia tersebut belum diizinkan masuk ke Suriah.
sumber